Ombak Tinggi Terjang Kenjeran Surabaya, Risma Bantu Perbaiki Perahu Nelayan

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) meminta jajarannya membantu perbaikan perahu nelayan yang rusak akibat gelombang air pasang di Kenjeran Surabaya, Jawa Timur.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Nov 2020, 21:29 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2020, 21:29 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma). (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - 39 perahu nelayan di Kecamatan Bulak, Surabaya, Jawa Timur rusak, dan empat sempat tenggelam karena gelombang air pasang yang terjang pesisir timur Surabaya.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) meminta jajarannya membantu perbaikan perahu nelayan yang rusak. Gelombang air pasang itu tepatnya menerjang pemukiman warga Bulak Cumpat, Kecamatan Bulak Kota Surabaya pada Rabu malam, 11 November 2020.

"Saya habis shalat subuh tadi langsung lari ke Kenjeran untuk melihat kondisinya," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini seusai meninjau pemukiman nelayan, seperti dikutip dari Antara, Kamis, (12/11/2020).

Saat melihat beberapa perahu mengalami kerusakan, Risma langsung menginstruksikan jajarannya untuk membantu para nelayan itu memperbaiki perahu mereka.

Diketahui 39 perahu nelayan di Surabaya mengalami kerusakan, peralatan hilang, bahkan empat di antaranya sempat tenggelam.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Antisipasi Pemkot Surabaya

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) dan Linmas Kota Surabaya Irvan Widyanto mengatakan, Pemkot Surabaya telah mengantisipasi prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan terjadinya gelombang air pasang di pesisir timur Surabaya.

"Untuk prediksi BMKG kita sosialisasikan. Selain itu, kita juga ada layar monitor (Weather Information Display) di dekat Taman Suroboyo yang bisa dipantau oleh semua warga kampung nelayan dan juga di beberapa titik yang sudah dipasang pemkot," kata Irvan.

Irvan menyebut, Pemkot Surabaya juga melakukan upaya mitigasi bencana, seperti apa yang harus masyarakat pesisir pantai lakukan ketika terjadi gelombang air pasang.

"Mungkin evakuasinya seperti apa, kemudian evakuasi perahu seperti apa, kemudian kontak 112 untuk bantuan," kata dia.

 

Siapkan 8 Pos Pantau

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Untuk mengantisipasi dampak terjadinya gelombang air pasang, pemkot telah menempatkan delapan pos pantau yang lokasinya tersebar di pesisir pantai Surabaya.

Pertama, berada di Rumah Pompa Balung dan Rusun Romokalisari untuk Pos Pantau Pesisir Utara. Selanjutnya, berada di Sentra Ikan Bulak (SIB), Eks Rumah Pompa Wonorejo II, SMPN 30 Medokan Semampir, dan Kecamatan Gunung Anyar untuk Pos Pantau Pesisir Timur. Kemudian, berada di Kelurahan Sumberejo dan Kelurahan Karang Pilang untuk Pos Pantau Pesisir Barat.

"Kalau terjadi lagi, SIB kita siapkan khusus untuk pesisir bulak. Jadi nanti kalau memang terjadi lagi gelombang tinggi, sehingga rumah itu sementara tidak bisa ditempati maka evakuasi kita siapkan di SIB," tutur dia.

Evakuasi Perahu

Ikan Hiu
Dua nelayan membawa hasil tangkapannya dari perahu saat tiba di sebuah tempat pelelangan ikan di Brondong, Lamongan, Jawa Timur, Senin (13/3). (AFP Photo/Juni Kriswanto)

Sebetulnya, Irvan mengaku, Pemkot Surabaya sudah lama mengantisipasi dampak terjadinya gelombang air pasang untuk melindungi warga di pemukiman kampung nelayan. Upaya yang dilakukan itu seperti membangun dinding penahan ombak serta menanam ribuan pohon cemara udang.

"Untuk penguatan bibir pantai, sudah dilakukan sejak awal beliau (Wali Kota Risma) menjabat. Ini untuk menahan abrasi pantai dan juga gelombang dan cemara udang juga diyakini tahan terhadap gelombang," tutur dia.

Irvan menambahkan, semua kapal nelayan yang mengalami kerusakan itu telah memiliki asuransi. Sedangkan bagi nelayan yang kapalnya mengalami kerusakan ringan, petugas BPB dan Linmas bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) membantu memperbaikinya.

"Empat perahu juga sempat tenggelam, namun sudah dievakuasi ke bibir pantai," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya