Aktivis Muda NU di Jatim Deklarasikan Gerakan Pemuda Moderat Nusantara

Sejumlah aktivis muda NU berinisiatif membentuk wadah bersama untuk menghimpun kader-kader berpikiran moderat. Wadah ini diberi nama Gerakan Pemuda Moderat Nusantara atau GPM Nusantara.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Mar 2021, 19:45 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2021, 19:38 WIB
Ketua Umum DPP GPM Nusantara Ahmad Maududi. (Istimewa)
Ketua Umum DPP GPM Nusantara Ahmad Maududi. (Istimewa)

Liputan6.com, Surabaya - Sejumlah aktivis muda NU di Jawa Timur (Jatim) berinisiatif membentuk wadah bersama untuk menghimpun kader-kader berpikiran moderat. Wadah ini diberi nama Gerakan Pemuda Moderat Nusantara atau GPM Nusantara.

"Gerakan ini lahir untuk meneguhkan barisan pemuda agar tetap menjaga nilai-nilai moderat di era digital native, yang telah disebutkan dalam al-Qur'an yakni ummatan wasathan," terang Ketua Umum sekaligus deklarator GPM Nusantara, Ahmad Maududi, Jumat (12/3/2021).

Anggota DPRD Jatim sekaligus Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) Muhamad Fawait mengapresiasi terbentuknya Gerakan Pemuda Moderat Nusantara. Menurut politikus muda Gerindra ini, pemuda harus menjadi kader penggerak di tengah masyarakat.

Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Chotib Al Qodiri IV ini mengingatkan, Indonesia khususnya Jawa Timur punya bonus demografi. Di mana jumlah penduduk usia produktifnya sangat tunggi. Potensi itu tentu harus salurkan lewat sebuah wadah yang positif.

"Bonus demografi harus disikapi oleh pemuda. Sebab pemuda adalah agen perubahan, ditangan pemuda ini lah arah bangsa mau di bawa ke mana. Katena itu, saya mendukung GPM Nusantara sebagai wadah yang bisa menghimpun potensi anak muda," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Saling Menghormati

Koordinator Forkom Jurnalis Nahdliyin (FJN) Jatim, Muhamad Didi Rosadi mengungkapkan, bersikap moderat saat ini menjadi keharusan, bukan lagi pilihan. Sebab saat ini dunia semakin terbuka, tidak ada lagi sekat atau batasan.

"Karena itu, sikap moderat dan saling menghormati hari ini menjadi keniscayaan. Kalau kita mau berubah, maka akan ditelah oleh zaman," kata pria yang akrab disapa Diday itu.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya