Sekjen Madas: Penyekatan Suramadu Bukan Diskriminasi, Tapi Kepedulian Sesama

Sulaiman mengaku berani mengatakan seperti itu karena dia selalu hadir di penyekatan Suramadu setiap hari dengan di piket.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 18 Jun 2021, 00:13 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2021, 00:13 WIB
Penyekatan pengendara untuk tes Covid-19 di Jembatan Suramadu. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Penyekatan pengendara untuk tes Covid-19 di Jembatan Suramadu. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Sekretaris Jenderal Madura Asli (Madas) Sulaiman Darwis membantah tudingan miring tentang penyekatan di Jembatan Suramadu bentuk diskriminasi kepada warga Madura.

Menurutnya, penyekatan di Suramadu sisi Surabaya ini merupakan bentuk kepedulian dari Wali Kota Surabaya bersama jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terhadap warga Madura yang ada di Surabaya.

“Justru penyekatan ini untuk membantu warga Madura yang ada di Surabaya. Justru penyekatan ini adalah antisipasi penyebaran Covid-19 dari Kabupaten Bangkalan. Jadi, buat warga Bangkalan khusus warga Madura," ujarnya, Rabu (16/6/2021).

"Saya tegaskan bahwa penyekatan ini adalah bentuk kepedulian Pemkot Surabaya untuk warga Madura, bukan berarti diskriminasi, tapi Surabaya peduli kepada sesama,” ucap Sulaiman.

Sulaiman mengaku berani mengatakan seperti itu karena dia selalu hadir di penyekatan Suramadu setiap hari dengan di piket. Tujuannya tidak lain adalah untuk membantu jajaran Pemkot Surabaya dalam melakukan penyekatan dan tes. Sebab, dia khawatir ada warga Madura yang emosi saat hendak dites.

“Makanya, kami hadir di sini untuk membantu, mungkin ada yang agak emosi untuk dites, kita akan hadapi dengan persuasif dengan Bahasa Madura kita," ujarnya.

Sulaiman menegaskan sekali lagi dan memastikan bahwa Wali Kota Eri Cahyadi dan jajaran Pemkot Surabaya hadir di penyekatan Jembatan Suramadu ini justru untuk membantu pencegahan virus Covid-19 dari Bangkalan.

"Kalau sudah dites kan nanti bisa diketahui, oh ini sehat, oh ini gak sehat, sehingga enak nanti bisa dibantu pengobatannya,” tegasnya.

Selain itu, Sulaiman juga mengaku sudah menelusuri sebuah pamflet yang berisi seruan aksi yang akan digelar besok di Pemkot Surabaya dan Polda Jatim. Menurutnya, pamflet itu dikoordinatori oleh Bob Hasan, dia pun tidak tahu Bob Hasan itu dari komunitas atau ormas Madura apa.

“Saya takutnya ini hanya untuk kepentingan pribadi atau kepentingan kelompok. Yang pasti, kami dari Ormas Madas mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Wali Kota Surabaya bersama jajaran Pemkot Surabaya,” ujarnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Keputusan Bersama

Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara memastikan, kebijakan untuk melakukan penyekatan dan tes antigen di Suramadu itu merupakan keputusan bersama antara Gubernur Jawa Timur, Kapolda Jatim, Pangdam V Brawijaya, Bupati Bangkalan, dan Wali Kota Surabaya.

“Jadi, ketika ada lonjakan kasus di Bangkalan beberapa waktu lalu, Forkopimda Jatim langsung tanggap melakukan langkah-langkah antisipasi, termasuk menggelar rapat dengan Forkopimda Surabaya dan Bangkalan," ucap Febri.

"Nah, dalam rapat itu diputuskanlah bahwa harus ada penyekatan dan tes antigen di Suramadu dan Bangkalan. Makanya, pemkot melakukan penyekatan di Suramadu sisi Surabaya itu. Sekali lagi, ini keputusan bersama dengan Forkopimda Jatim, bukan kebijakan pemkot saja,” tegas Febri.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya