Liputan6.com, Lumajang - Tim SAR terus melakukan pencarian korban hilang akibat bencana Gunung Semeru erupsi. Namun proses evakuasi korban terkendala oleh faktor alam mulai dari hujan yang terus turun, material panas yang tersisa serta aktivitas vulkanik yang masih tinggi.
Komandan Posko Tanggap Darurat Bencana Gunung Semeru, Kolonel (Inf) Irwan Subekti, mengatakan proses evakuasi korban maupun penanganan bencana Gunung Semeru erupsi membutuhkan kehati-hatian.
Advertisement
Baca Juga
“Setiap hari turun hujan. Situasi di lereng Semeru juga ada tanda-tanda yang membutuhkan kewaspadaan tinggi, ada tanda aktivitas vulkanik,” kata Irwan dalam konferensi pers secara virtual di Lumajang, Selasa, 7 Desember 2021.
Irwan yang juga Danrem Danrem 083/Baladhika Jaya ini menambahkan, pada Selasa pagi terjadi dua kali letusan kecil di puncak Semeru. Erupsi itu bertepatan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke lokasi warga terdampak bencana.
“Tapi itu tak berdampak pada obyek yang ditinjau oleh presiden,” ujar Irwan.
Ia menambahkan, setiap saat lahar panas dari atas Semeru masih bisa mengalir turun ke bawah. Kondisi itu terlihat adanya kepulan asap dari arah Sungai Kobokan. Hawa panas juga masih terasa di lokasi terdampak seperti di Dusun Curah Kobokan, Desa Supit Urang, Pronojiwo.
“Tapi ada kendala berat karena pasir dan tanah masih dalam kondisi panas, sehingga alat berat belum berani melakukan pencarian di lokasi yang masih panas itu,” ucap Irwan.
Tim SAR memfokuskan pencarian pada Rabu di dua lokasi yakni Kampung Renteng dan Dusun Curah Kobokan, dua lokasi terdampak parah bencana Gunung Semeru erupsi. Ada warga yang menunjukan lokasi diduga tempat korban hilang.
“Namun kami belum bisa menjangkau tempat – tempat yang ditunjukan masyarakat karena beberapa kendala itu,” ujar Irwan
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Update Korban Bencana Semeru
Sementara itu, Posko Tanggap Darurat Bencana Gunung Semeru merilis data terbari korban bencana Gunung Semeru erupsi. Sampai dengan Selasa, 7 Desember 2021 petang tercatat ada 34 orang meninggal dunia, 22 orang masih hilang dan 22 orang luka berat.
Total rumah terdampak ada sebanyak 5.205 rumah rusak. Sedangkan jumlah pengungsi ada sebanyak 4.250 jiwa yang tersebar di 11 desa yang berada di 10 kecamatan. Lokasi pengungsian ada 19 titik yakni 9 titik di Pronojiwo, 6 titik di Candipuro dan 4 titik di Pasirian.
“Pengungsian sementara di gedung sekolah, balai desa, masjid maupun rumah keluarganya,” kata Irwan Subekti.
Advertisement