Warung NKRI Hadir di Stasiun Malang dan Gubeng Surabaya, Seperti Apa?

Warung NKRI tersebut juga merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) KAI untuk membantu pelaku UMKM berusaha di stasiun-stasiun.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 11 Des 2021, 12:03 WIB
Diterbitkan 11 Des 2021, 12:03 WIB
PT KAI dan BNPT menggagas warung NKRI. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
PT KAI dan BNPT menggagas warung NKRI. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - PT KAI dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar Dialog Wawasan Kebangsaan dan Anti Radikalisme hingga melahirkan Warung NKRI (Wadah Akur Rukun Usaha Nurani Gelorakan NKRI) di Stasiun Malang dan Gubeng Surabaya.

Direktur Keselamatan KAI John Robertho pada kesempatan ini mengapresiasi BNPT atas terselenggaranya kegiatan Dialog Wawasan Kebangsaan dan Anti Radikalisme ini.

"Kami mengajak kepada seluruh pegawai KAI untuk menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya dalam membangun pemahaman yang tepat agar selalu fokus bekerja sebagai bagian dari ibadah," tuturnya di Stasiun Surabaya Gubeng, Jumat (10/12/2021).

“Pandemi memberikan dampak yang sangat mendalam bagi KAI. Namun demikian, dalam situasi apapun, semangat kebangsaan harus kita bangun dan anti radikalisme harus terus kita lakukan dalam setiap kondisi,” ucapnya.

Dia menjelaskan, kegiatan ini merupakan langkah tindak lanjut Perjanjian Kerja Sama antara KAI dan BNPT tentang Sinergisitas Pencegahan Paham Radikal Terorisme yang ditandatangani di Stasiun Bandung pada 24 September 2021.

"Kegiatan ini juga merupakan salah satu implementasi dari core values KAI yaitu AKHLAK untuk terus melakukan Kolaborasi, dengan membangun kerja sama yang sinergis dengan seluruh stakeholders," ujarnya.

Dia juga menyampaikan tentang Warung NKRI yang merupakan hasil kerja sama antara KAI dan BNPT dalam pemanfaatan aset perusahaan bagi mitra binaan BNPT yakni mitra deradikalisasi dan penyintas untuk berusaha di stasiun.

"Warung NKRI ini didirikan untuk mengangkat narasi anti ideologi terorisme dengan menyatukan eks napi terorisme dengan penyintas. Konsep warung ditujukan agar mitra binaan dapat mencapai kemandirian ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan," ucapnya.

Dia menegaskan, Warung NKRI tersebut juga merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) KAI untuk membantu pelaku UMKM berusaha di stasiun-stasiun.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Radikalisme Bisa Sasar Siapa Saja

"Upaya ini juga sebagai dukungan KAI untuk melaksanakan program Sustainable Development Goals (SDGs) PBB poin ke-8 yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Para mitra binaan membuka usaha di bidang kuliner dan produk kerajinan," ujarnya.

Sementara itu, Kepala BNPT Boy Rafli Amar mengatakan, ideologi intoleransi, radikalisme, dan terorisme dapat masuk ke siapa saja, bahkan ke dalam institusi pemerintahan dan BUMN. Sehingga diperlukan kewaspadaan dini agar virus radikal dan intoleran ini tidak menjadi pilihan masyarakat.

“Untuk menghadapi radikalisme, intoleran, dan terorisme, diperlukan ketangguhan dan keuletan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia. Karena radikalisme ini sejatinya bukan dari jati diri bangsa Indonesia. Jati diri bangsa Indonesia adalah jati diri yang memiliki falsafah, ideologi pancasila,” ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya