Selfie Bareng, Khofifah Tegaskan Kasus Guru dan Siswa Asal Papua di SMAN Jember Tuntas

Khofifah berharap, kedepan permasalahan seperti ini tidak terulang lagi di sekolah yang ada di seluruh Jatim.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 31 Jan 2022, 05:13 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2022, 05:13 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansah selfie bersama siswa asal Papua di Jember (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansah selfie bersama siswa asal Papua di Jember (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa beswafoto bersama sejumlah pelajar Papua. Dia juga memastikan proses belajar mengajar yang ada di SMA Negeri Pakusari Jember telah berjalan dengan baik dan normal.

"Terkait permasalahan antara guru dan murid yang sempat terjadi beberapa waktu lalu telah diselesaikan dengan baik oleh kedua belah pihak," ujarnya, ditulis Minggu (30/1/2022).

Oknum guru yang bermasalah tersebut, telah mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Saat ini yang bersangkutan juga tengah menjalani sanksi dipindahtugaskan dari aktivitas belajar mengajar dari SMAN Pakusari Jember.

"InsyaAllah semua permasalahan sudah diselesaikan dengan baik dengan cara-cara kekeluargaan. Keduanya pun telah saling memaafkan," ungkap Khofifah.

Khofifah berharap, kedepan permasalahan seperti ini tidak terulang lagi di sekolah yang ada di seluruh Jatim. Sekolah, sebagaimana mestinya memberi penguatan nilai-nilai persatuan dan kesatuan. Terlebih, Indonesia adalah negara yang majemuk, yang terdiri dari beragam suku, agama, ras, budaya, dan adat istiadat.

“Bagaimanapun persoalan seperti ini sebisa mungkin mesti diselesaikan dengan dialog yang teduh dan penuh kedamaian karena pada dasarnya semua adalah keluarga,” katanya.

Menurutnya, permasalahan ini menjadi perhatian dan pembelajaran untuk semua bahwa isu kesetaraan terus menjadi kesadaran bersama. Bahwa masyarakat kini semakin cerdas, kritis, dan mendambakan posisi dan peluang yang sama dalam kehidupan.

“Tidak ada yang lebih tinggi dan lebih rendah sehingga tidak boleh ada yang merendahkan karena isu SARA. Mari kita semua belajar agar kehidupan harmonis terus terjaga,” katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Program ADEM

Diketahui, beberapa waktu lalu sempat terjadi permasalahan dimana ada oknum guru SMAN Pakusari berinisial EBP dianggap berucap kurang tepat terhadap siswanya yang berasal dari siswa peserta Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM).

Program ADEM ini merupakan salah satu upaya pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam hal pemerataan kualitas pendidikan khususnya bagi anak-anak Papua dan Papua Barat terbaik serta daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) lainnya.

Mereka disiapkan agar memiliki kemampuan belajar yang setara dengan sebagian besar anak-anak di Pulau Jawa dan Bali.

Jumlah siswa SMA Negeri Pakusari Jember ini berjumlah 837 siswa. Kemudian gurunya berjumlah 48 orang dan tenaga kependidikan sebanyak 15 orang.

Sedangkan jumlah siswa yang mengikuti program ADEM di SMA ini sebanyak 6 yang terdiri dari 4 siswa di kelas 10 dan 2 siswa kelas 11.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya