Â
Liputan6.com, Banyuwangi Komisioner Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Banyuwangi Ana Aniati menilai temuan 500Â kasus HIV/AIDS merupakan masalah serius yang harus segera diselesaikan.
Baca Juga
"Ini tidak bisa dilakukan sendirian. Namun semua elemen masyarakat lintas sektoral wajib bersama mencegah," kata Ana Aniati, Senin (12/9/2022).
Advertisement
Menurut Ana, pemerintah desa dan tokoh agama mempunyai peran yang sangat penting dalam membantu pencegahan penularan penyakit HIV/AIDS di Banyuwangi.
"Desa ini kan tatanan pemerintahan paling bawah. Dari RT, RW, komunitas keagamaan dan para pemuda. Sehingga akan lebih mudah untuk diberikan edukasi soal HIV/AIDS sampai bawah," ujar Ana.
"Misalnya ada tetangga yang sudah terkena AIDS untuk tidak dikucilkan. Itu contoh hal kecil yang kami kira perlu diperhatikan bersama," imbuhnya.
Selama ini lanjut Ana, KPA Banyuwangi telah rutin melakukan penyuluhan dan pendampingan kepada para komunitas atau kelompok yang rentan terserang HIV/AIDS.
Melalui LSM KKBS yang fokus di bidang itu, KPA Banyuwangi bergerak bersama dalam penanggulangan HIV AIDS di kota pariwisata.
"Termasuk kelompok LGBT atau waria dan kelompok-kelompok rentan lainnya," ucap Ana.
Dalam pelaksanaannya, pihaknya mengaku masih banyak mengalami kendala. "Maka itu kami sampaikan bahwa kasus HIV/AIDS ini adalah masalah yang harus diselesaikan secara bersama," ungkap Ana.
Ana menjelaskan, kasus yang terjadi di Banyuwangi menjadi peringatan bersama agar lebih intens melakukan edukasi khususnya untuk mereka yang berusia produktif.
"Apalagi disebutkan oleh Dinas Kesehatan, jarum suntik yang bergantian pada pengguna narkoba dan seks bebas menyumbang angka yang tinggi," terang Ana.
Pihaknya juga meminta kepada seluruh masyarakat agar tidak takut terhadap para penyintas HIV/AIDS.
"Jangan jauhi orangnya, tapi jauhi penyakitnya. Ayo bergerak bersama cegah penularan HIV/AIDS," tandas Ana.
Â
Â
Kasus Narkoba Jadi Ancaman Luar Biasa
Kepala Divisi Penyuluhan Lembaga Anti Narkoba (LAN) Banyuwangi Hermin Dwi Susanti mengaku prihatin dengan angka penularan virus mematikan itu, melalui pemakaian jarum suntik bagi pengguna narkoba secara bergantian.
"Di Banyuwangi peredaran narkoba bisa dikatakan masih menjadi ancaman yang luar biasa," katanya.
LAN menyebut masalah HIV/AIDS merupakan masalah yang hanya bisa dilakukan secara bersama. Semua sektor harus bahu membahu untuk menyelesaikan pekerjaan besar ini.
LAN Banyuwangi sendiri selama ini rutin penyuluhan narkoba di lingkungan sekolah dan desa.
"Tujuan kami tidak lain adalah untuk memberikan edukasi kepada para pelajar dan para pemuda-pemuda di desa," ungkapnya.
Sebelumnya Dinas Kesehatan Banyuwangi menyampaikan angka kasus penderita penyakit HIV/AIDS di Banyuwangi, menempati peringkat kedua se Jawa Timur.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat mengatakan, berdasarkan data pada tahun 2021 lalu, lebih dari 500 kasus yang ditemukan.
"Angka parsial kita sangat tinggi. Tertinggi kedua se Jawa Timur, setelah Surabaya," kata Amir.
Dari 25 kecamatan di Banyuwangi, paling banyak kasus HIV/AIDS ada di Kecamatan Banyuwangi dan Muncar.
Menurut Amir, usia paling tinggi penderita HIV/AIDS di Banyuwangi adalah kalangan anak muda.
"Hampir seluruh kelompok di usia produktif. Ini kita yang prihatin. Terutama anak-anak muda yang banyak terjadi kasus," ungkap Amir.
Â
Â
Advertisement