Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa (Pemdes) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Eko Prasetyanto Purnomo Putro mengajak aparatur desa untuk banyak belajar dari desa-desa yang telah maju untuk memajukan masing-masing desanya. Resepnya mudah, melalui ATM (Amati, Tiru, Modivikasi).
Eko menyampaikan hal tersebut saat membuka acara pelatihan aparatur desa Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, Rabu (11/10/2023).
Baca Juga
P3PD merupakan program kerja sama antara pemerintah RI dan Bank Dunia (World Bank) yang melatih aparatur desa untuk kualitas belanja desa yang lebih baik.
Advertisement
"Resepnya ATM (Amati, Tiru, Modivikasi) dengan yang sudah maju. Banyak di Indonesia ini yang sudah maju. Mari kita tiru pemikiran inovatif," katanya.
Dalam kesempatan itu, Eko menyebutkan Desa Kutuh, Badung, Bali sebagai salah satu desa yang maju dan dapat dijadikan contoh. Desa ini memiliki Pendapatan Asli Desa (PADes) mencapai Rp 50 miliar pertahun.
Selain itu, ada Desa Ponggok, Klaten, Jawa Tengah, Desa Tirtonirmolo, Bantul, DI Yogyakarta, dan Desa Sri Mulyo, Bantul, DI Yogyakarta.
"Kalau desa-desa ini punya PADes tinggi kenapa kita tidak? Kita punya kesempatan yang sama. Mari kita punya komitmen yang kuat untuk majukan desa," katanya.
Oleh karena itu, Eko mendorong supaya desa-desa bekerja keras menciptakan PADes. Apalagi, pemerintah pusat telah memberikan tranfer berupa dana desa yang nilainya cukup besar. Sejak 2016-2023, dana desa yang sudah ditransfer mencapai Rp 538, 6 triliun. Namun, PADes yang dihasilkan baru sekitar Rp 2,6 triliun.
Desa Maju Tidak Akan Ditinggal Generasi Muda
"Masih banyak yang bergantung pada dana transfer. Ini perlu upaya-upaya keras dari kita," ujarnya.
Menurut Eko, jika maju dan sejahtera, maka desa-desa akan menjadi tempat penghidupan dan kehidupan.
Dengan demikian, desa tidak akan ditinggalkan oleh generasi muda yang produktif, melainkan menjadi tempat yang penuh harapan.
Dengan menjadikan desa sebagai tempat kehidupan dan penghidupan maka pembangunan dan perekonomian di pedesaan akan meningkat.
Selain itu, kedaulatan pangan juga bisa dicapai. Sebab, tidak bisa dipungkiri bahwa desa selama ini menjadi sumber pangan bagi bangsa Indonesia.
Advertisement