Hak Cipta Jadi Masalah Lawas Industri Kreatif Tanah Air

Pembajakan merupakan masalah lama yang menghantui industri kreatif Indonesia. Lantas bagaimana solusinya?

oleh Denny Mahardy diperbarui 13 Agu 2014, 15:20 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2014, 15:20 WIB
Mari Elka Pangestu
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Industri kreatif digital di Indonesia sedang menjadi perhatian banyak kalangan dari berbagai pihak. Angka adopsi teknologi di Tanah Air yang cukup tinggi menjadi alasan perhatian besar tertuju pada industri yang sedang berkembang tersebut.

Hal itu juga seirama dengan semakin banyaknya para pengembang game digital maupun game online yang lahir di Indonesia. Salah satu pengembang game asal Indonesia yang sudah cukup diterima di dunia internasional ialah, Digital Happiness lewat game horor DreadOut.

Supaya sukses menembus ranah internasional ternyata bukan perkara mudah. Direktur Proyek DreadOut, Rachmad Imron mengaku pihaknya cukup 'banjir keringat' ketika membuat game horor dengan hantu khas Indonesia itu diterima di dunia internasional.

"DreadOut memang sudah diterima di kalangan pemain game online. Genre horor dengan hantu lokal cukup jadi magnet buat menarik mereka, tapi yang hebat itu belum lama kita rilis bajakannya sudah ada di banyak tempat, salah satunya masjid Salman ITB," ungkap Imron kepada tim Tekno Liputan6.com beberapa waktu lalu.

Pembajakan dan hak cipta disebutkan Imron menjadi masalah yang serius bagi kalangan industri kreatif seperti dirinya. Perlindungan atas hak kekayaan intelektual yang mereka miliki diharapkan akan lebih baik lagi di masa depan.

Di lain sisi, Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengaku sudah mengatasi masalah hak cipta yang sebelumnya cukup jadi persoalan bagi pelaku industri kreatif Nusantara. Bahkan, pemerintah mengaku sedang berusaha untuk membuat pengembang lokal lebih mudah dalam mendapatkan suntikan dana.

"Hak cipta sudah cukup jelas, aturannya sudah ada. Sekarang yang sedang kita usahakan adalah adanya skema pinjaman bagi pelaku industri kreatif dari perbankan karena selama ini mereka kesulitan dalam mendapat suntikan modal, padahal itu kan penting juga," ungkap Mari Elka Pangestu, Menteri Parekraf saat menyambangi kantor Liputan6.com.

Game DreadOut 

Walaupun dibajak, game DreadOut buatan Imron CS diklaim telah mendapat lebih dari 20 ribu unduhan. Imron mengaku 10 ribu download berhasil diraih perusahaannya pada bulan pertama, tapi mengalami penurunan di bulan kedua.

"Kita cukup kaget juga pas ternyata sebulan sudah ada 10 ribu download, tapi di bulan kedua menurun. Gamenya dibanderol US$ 14,99 jadi sebulannya ada pemasukan kotor sekitar Rp 1 miliar," papar Imron.

Prestasi game DreadOut yang mendunia diapresiasi positif oleh Menteri Parekraf, ia menyebut game dengan karakter utama anak sekolah berseragam putih abu-abu itu contoh karya anak bangsa yang hebat. Ia berharap ke depan akan semakin banyak karya pengembang game lokal yang mendunia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya