Liputan6.com, Jakarta - Gim seperti Clash of Clans, Clash Royale, dan Candy Crush cukup populer di kalangan gamers. Ketiga gim ini menjadi contoh tepat bagaimana fitur in-app purchases dapat mendatangkan pemasukan tinggi bagi si pembuat gim.
Namun, tak satu pun dari ketiganya mampu menyaingi kepopuleran Pokemon Go serta berdampak tak hanya di sektor ekonomi, tetapi juga budaya layaknya Pokemon Go.
Mengutip laporan Sensor Tower, Rabu (10/8/2016), Pokemon Go diperkirakan sudah mendulang untung senilai US$ 200 juta atau sekitar Rp 2,6 triliun hingga hari ini.
Baca Juga
Hal ini terbilang cukup luar biasa, mengingat Pokemon Go bisa diunduh secara gratis di Play Store dan App Store. Artinya, keuntungan itu didapat dari gamer yang melakukan in-app purchases di dalam gim.
Seperti yang bisa kamu lihat pada grafik di bawah ini, Candy Crush dan Clash Royale bahkan memang tak mampu menyamai Pokemon Go yang booming dalam waktu singkat.
Clash Royale, dalam rentang waktu satu bulan, hanya mampu menembus angka pendapatan senilai US$ 125 juta atau sekitar Rp 1,6 triliun.
Walau begitu, pertanyaannya sekarang adalah, dalam waktu berapa lama Pokemon Go akan masih mampu mempertahankan pertumbuhan signifikan tersebut?
(Ysl/Why)