Indonesia Akan Luncurkan Satelit di Orbit Milik Rusia pada 2020

Penyedia jasa satelit Indonesia, Universal Satelit Indonesia akan meluncurkan satelit di orbit milik perusahaan Rusia, Intersputnik di 2020.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 28 Feb 2017, 15:30 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2017, 15:30 WIB
Satelit UNISAT-Intersputnik
Acara penandatanganan perjanjian kerja sama UNISAT untuk menggunakan slot obit Intersputnik, yang dihadiri Menkominfo Rudiantara (kedua kanan), Selasa (28/2/2017). (Liputan6.com/Agustinus Mario Damar)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan layanan satelit asal Indonesia, PT Universal Satelit Indonesia (UNISAT) akan meluncurkan satelit pada 2020. Satelit ini rencananya diluncurkan di orbit milik International Organization of Space Communications (Intersputnik).

Maka itu, UNISAT melakukan perjanjian kerja sama untuk menggunakan slot orbit milik organisasi layanan komunikasi satelit internasional Rusia tersebut. Penandatanganan ini dilakukan di Jakarta, Selasa (28/2/2017), yang turut dihadiri Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara.

Presiden UNISAT, Widodo Mardijono mengatakan rencana peluncuran satelit UNISAT tak lepas dari kebutuhan satelit di Indonesia yang terus bertambah. Menurutnya, penyedia satelit di Indonesia baru bisa memenuhi sekitar 50 persen kebutuhan masyarakat, sedangkan sisanya ditopang dari penyedia asing.

"Kami melihat bisnis satelit akan besar, terlebih Indonesia merupakan negara kepulauan. Komunikasi via satelit bisa merupakan sarana komunikasi yang paling mendukung," ujarnya saat pengumuman penandatangan kerja sama antara UNISAT dan Intersputnik di Jakarta, Selasa (28/2/2017).

Adapun, Intersputnik dipilih karena memiliki layanan yang sesuai dengan kebutuhan UNISAT. Selain itu, perusahaan yang berbasis di Moskow itu memiliki layanan satelit alternatif termasuk posisi slot orbit yang dianggap strategis dengan wilayah Indonesia.

Sebagai informasi, satelit yang diluncurkan nanti akan diluncurkan di slot orbit 103 derajat BT (Bujur Timur). Posisi itu dianggap strategis karena berada di atas wilayah Jambi dan Padang, sehingga sinyal dari satelit UNISAT dapat mencakup seluruh wilayah Indonesia.

Selain itu, slot orbit 103 derajat BT juga dipilih karena mampu mendukung kemampuan High Troughput Satellite (HTS). Dengan demikian, satelit tersebut dapat mengirimkan layanan broadband untuk daerah yang terpencil dan sulit dijangkau, seperti wilayah perbatasan atau pulau kecil-kecil dengan antena parabola berukuran kecil.

Dalam sambutannya, Rudiantara menyambut baik rencana dan kerja sama peluncuran satelit UNISAT. Bahkan, ia sempat menyarankan kerja sama dengan konsep Total Cost of Ownershop (TCO) ini dibuat terjangkau. TCO merupakan perkiraan finansial yang diperlukan pembeli dan pemilik untuk menghitung biaya langsung dan tak langsung dari sebuah produk.

Selain Rudiantara, penandandatangan kerja sama ini juga dihadiri oleh CEO Intersputnik Vadim Belov, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Yurievich Galuzin, Kepala Badan Keamananan Laut (Bakamla) Laksama Muda TNI Arie Soedewo, serta Ketua Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), Kristiono.

(Dam/Cas)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya