3G Bakal 'Dibunuh', Begini Tanggapan Menkominfo

Apa kata Menkominfo Rudiantara soal wacana teknologi seluler 3G yang bakal dimatikan?

oleh Jeko I. R. diperbarui 27 Apr 2017, 14:30 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2017, 14:30 WIB
Menkominfo Rudiantara
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara di Press Conference Motorola terkait Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), Kamis (20/10/2016). (Liputan6.com/Andina Librianty)

Liputan6.com, Jakarta - Seperti diwartakan sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara telah mendengungkan rencana untuk menyetop teknologi seluler generasi kedua (2G).

Menariknya, pada saat yang bersamaan, CEO XL Axiata, Dian Siswarini justru menilai teknologi seluler yang sebaiknya dihapus adalah 3G. Wacana itu juga disampaikan salah satu penyedia teknologi jaringan saat gelaran Mobile World Congress (MWC) 2017. 

Menanggapi hal itu, Rudiantara lantas mengutarakan bahwa pihaknya akan melihat yang mana yang paling efisien digunakan, entah itu 2G atau 3G.

"Kalau saya melihatnya, yang paling efisien lah yang akan sustainable. Bagi saya, teknologi ini tidak boleh terikat dalam satu konteks teknologi, yang baru itu akan memberikan tingkat efisiensi yang lebih tinggi. Lagipula, saya juga belum tahu studinya sejauh mana," kata Rudiantara, ditemui Tekno Liputan6.com usai Demo Day Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, Rabu (26/4/2017) kemarin.

Sebelumnya, salah satu penyedia teknologi jaringan menilai bahwa 2G lebih baik dipertahankan ketimbang 3G. Pasalnya, 2G lebih unggul untuk mendukung layanan suara (voice), sedangkan 4G untuk data. Teknologi 3G juga dinilai 'tanggung'. Namun ia menyebut hal itu baru sekadar wacana.

"Hanya, di setiap peralihan teknologi selalu ada biaya. Kalau beralih ke yang baru, teknologi yang lama mau diapain? Kan udah ada investasi," sambungnya.

Untuk sekarang, pihak Kemkominfo akan meninjau mana yang lebih bagus. Jika nanti teori 2G kemungkinan lebih efisien dari 3G, bisa saja 2G akan dipertahankan ketimbang 3G.

"Tetapi, 2G ini bukan berarti 2G yang SMS-based, frekuensinya mungkin yang bakal dimanfaatkan terus. Pemikirannya kita harus pilih yang paling efisien dan sustainable. Kenapa? Karena kita harus teruskan efisiensi industri ke masyarakat, jangan bebani pasar dengan yang tidak efisien," pungkas pria berkacamata tersebut.

(Jek/Cas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya