Serangan Siber Ancam Dunia, Indonesia Ikut Kena Getahnya

Apa langkah Kemenkominfo terkait serangan siber yang juga ikut mengancam Indonesia?

oleh Jeko I. R. diperbarui 13 Mei 2017, 14:28 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2017, 14:28 WIB
Hacker
Kawasan Asia Tenggara mulai menjadi pemain ekonomi skala besar sehingga memicu para hacker untuk melakukan penyerangan siber. (Doc: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Ancaman serangan siber ke lebih dari 70 negara yang digaungkan kalangan peretas (hacker) ternyata berimbas ke Indonesia. Insiden tersebut sudah disadari oleh beberapa pegiat keamanan siber di Indonesia. Kebanyakan, institusi kesehatan seperti rumah sakit yang kena serangan.

Menanggapi insiden yang meresahkan ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menegaskan, pihaknya tak akan tinggal diam.

“Ini skalanya bukan (ulah) hacker lagi. Tindakan ini sudah masuk kategori sebagai aksi terorisme. Kalau hacker itu punya etika, tidak pernah menyerang rumah sakit,” kata Dirjen Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan saat dihubungi Tekno Liputan6.com via pesan instan, Sabtu (13/5/2017).

Dilanjutkan pria yang akrab disapa Semmy ini, Kemenkominfo akan menindaklanjuti insiden tersebut dengan berkoordinasi dengan sejumlah instansi terkait. “Kami sedang bekerja, kami usahakan agar serangan siber ini tidak merugikan pihak lain juga,” tandasnya.

Sebelumnya, para ahli keamanan siber berhasil mengidentifikasi serangan tersebut merupakan malware WannaCry jenis baru. Selain Indonesia, ia juga sudah menyebar ke beberapa negara mulai dari Inggris, Spanyol, Rusia, Taiwan, Perancis, Jepang, dan masih banyak banyak lagi.

Sekadar informasi, malware memanfaatkan kerentanan di Windows yang dikenal sebagai EternalBlue. Sebelumnya, 'lubang' tersebut sempat dibocorkan kelompok bernama Shadow Brokers.

Lewat aksinya bulan lalu, kelompok mengunggah beberapa alat peretasan yang diduga milik NSA (National Security Agency).

Diketahui, laporan insiden serangan siber berawal dari rumah sakit National Health Service dan beberapa fasilitas di seluruh Inggris, yang mengalami kegagalan sistem dan beberapa mesin terkunci.

Tampil di layar, sebuah pesan yang meminta tebusan bitcoin setara dengan US$ 300 atau sekitar Rp 4 juta. Tak hanya itu, malware serupa juga menyerang beberapa perusahaan di Spanyol, seperti Telefonica, Gas Natural, dan Iberdrola.

(Jek/Ysl)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya