Facebook Mulai Ditinggal Pengguna Milenial, Apa Penyebabnya?

Pengguna Facebook dari kalangan anak muda ternyata mulai berkurang dalam jumlah besar. Apa penyebabnya?

oleh Tommy K. Rony diperbarui 14 Feb 2018, 03:12 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2018, 03:12 WIB
Mark Zuckerberg
Mark Zuckerberg dan Priscilla Chan. (Foto: Facebook)

Liputan6.com, Jakarta - Facebook mulai kehilangan pesonanya di kalangan milenial dan generasi Z.

Di tahun 2018 ini, setengah dari pengguna internet yang berusia 12-17 tahun diprediksi tidak tertarik memakai Facebook, demikian prediksi eMarketer yang dikutip TechRadar, Rabu (13/2/2018).

Untuk di Inggris sendiri, pengguna Facebook di negara itu akan berkurang 700.000 pengguna.

Penyebab berkurangnya para pengguna muda karena mereka lebih memilih menggunakan aplikasi seperti Snapchat dan Instagram.

Bill Fisher, seorang analis senior di eMarketer, menjelaskan bahwa dalam tiga tahun terakhir Snapchat berhasil menambah penggunanya di Inggris sebanyak 43 persen.

Akan tetapi, Facebook masih tetap merajai media sosial dengan 2 miliar pengguna. Angka tersebut masih jauh di atas pengguna Instagram, Snapchat, dan Twitter yang jumlahnya masih di bawah 1 miliar.

Kabar baik lainnya, Facebook diperkirakan bakal kebanjiran pengguna berusia di atas 55 tahun.

Sebanyak 500 ribu pengguna baru Facebook berusia 55 tahun akan mendaftar Facebook. Angka tersebut menambah pengguna berusia 55 sampai 65 tahun menjadi 6,4 juta.

Facebook Menyediakan Messenger untuk Anak

Facebook
Fitur "Match" akan hadir di aplikasi pesan instan Facebook Messenger. (Foto: Facebook)

Pada Desember 2017, Facebook meluncurkan aplikasi pesan instan khusus untuk pengguna anak-anak. Aplikasi bernama "Messenger Kids" tersebut bisa digunakan anak-anak berusia di bawah 12 tahun.

Sayangnya, kehadiran Messenger Kids tidak disambut baik. Kalangan ahli pediatrik dan ahli kesehatan mental mengkritik  dengan mengatakan langkah Facebook meluncurkan aplikasi pesan instan untuk anak-anak adalah kesalahan yang fatal.

Menurut yang dilansir New York Times, para ahli yang tergabung dalam organisasi Campaign for a Commercial-Free Childhood (CCFC, Kampanye untuk Masa Kecil Bebas dari Komersial) mendesak raksasa media sosial ini agar segera menghapus Messenger Kids.

Saat meluncurkan Messenger Kids, Facebook mengklaim aplikasi ini sangat aman untuk digunakan anak-anak. Bahkan, para orangtua bisa mengontrol aplikasi Messenger Kids langsung dari akun Facebooknya.

Mereka juga bisa mengetahui langsung isi percakapan anak-anaknya serta daftar kontak yang ada di dalam aplikasi.

Facebook sendiri mengklaim aplikasi ini aman digunakan anak-anak dan tidak bersifat eksploitatif.

"Tak ada iklan di dalam aplikasi dan informasi anak-anak Anda tidak akan digunakan untuk keperluan iklan. Aplikasi ini bisa diunduh gratis dan tak ada fitur tambahan berbayar," tulis Facebook dalam keterangan resminya.

Popularitas Snapchat Terus Bertahan

Snapchat
Ilustrasi Snapchat. (Foto: Indian Express)

Pengguna aktif harian Snapchat naik menjadi 187 juta pada kuartal IV 2017 dari 178 juta pada tiga bulan sebelumnya. Hasil ini lebih tinggi daripada rata-rata ekspektasi analis sebesar 184,2 juta pengguna.

Pengguna aktif harian Snapchat naik 18 persen dari satu tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini dianggap investor dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan pendapatan dari iklan.

Reuters dalam laporannya menyampaikan pencapaian tersebut sekaligus dinilai "menghidupkan" kembali harapan Snapchat bisa bersaing dengan Instagram.

Selain itu, hal itu juga bisa membangkitkan antusiasme investor yang sempat memudar setelah Snap (induk usaha Snapchat) melantai di bursa pada tahun lalu.

Pendapatan Snap diketahui naik 72 persen menjadi US$ 285,7 juta, melebihi ekspektasi analis US$ 253,2 juta. Pertumbuhan ini terjadi berkat banyaknya perusahaan-perusahaan yang memasang iklan di Snapchat.1 dari 3 halaman.

(Tom/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya