Indosat Ooredoo Capai Laba Bersih hingga Rp 1,1 Triliun

Selama tiga tahun berturut-turut, Indosat Ooredoo juga telah emncatat pertumbuhan laba bersih sebanyak Rp 1,1 triliun, atau dengan kata lain naik sebesar 2,8 persen.

oleh Jeko I. R. diperbarui 31 Mar 2018, 16:00 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2018, 16:00 WIB
Logo Baru Indosat Ooredoo
Indosat Ooredoo bertansformasi dengan nama dan logo baru. (Jeko Iqbal Reza/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Indosat Ooredoo baru saja merilis laporan pencapaian tahunannya. Pada laporan tersebut, operator yang identik dengan warna merah dan kuning ini, mengklaim telah berhasil mencetak pertumbuhan positif di sepanjang 2018.

Dalam pernyataan resmi yang Tekno Liputan6.com terima, Indosat Ooredoo kini juga mengakui posisinya sebagai operator telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia.

Selama tiga tahun berturut-turut, Indosat Ooredoo juga telah emncatat pertumbuhan laba bersih sebanyak Rp 1,1 triliun, atau dengan kata lain naik sebesar 2,8 persen. Adapun pertumbuhan laba didorong pendapatan usaha perusahaan yang meningkat hingga Rp 29,9 triliun.

Pertumbuhan pendapatan usaha yang disebutkan di atas, juga didukung pertumbuhan segmen B2B atau MIDI sebanyak hampir 10 persen, dan juga seluler sebanyak 1,7 persen.

Kinerja tersebut memperlihatkan konsistensi perusahaan yang fokus pada strateginya, serta keberhasilan menjalankan program transformasi operasional dan organisasi di sepanjang 2017.

Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo Joy Wahyudi, juga mengungkap pendapatan layanan data seluler juga meningkat pesat, di mana naik 40,2 persen dibanding tahun sebelmnya menjadi Rp 14,5 triliun.

Adapun pertumbuhan itu disebabkan kenaikan jumlah pengguna smartphone di akhir 2017 di mana mencapai 73 juta pengguna smartphone. Sementara, kontribusi pendapatan data seluler mencapai sekitar 60 persen terhadap total pendapatan seluler.

"Kami gembira dengan pertumbuhan positif ini. Dengan berbagai tantangan industri makin kompetitif, kami memprediksi bahwa perusahaan akan sulit tumbuh. Namun dengan berbagai inisiatif perusahaan dalam meningkatkan efisiensi operasional, fokus terhadap strategi, transformasi bisnis dan organisasim serta marketing produk agresif, kami memberikan hasil menjanjikan," ujar Joy.

"Laba operasional perusahaan tumbuh kuat dan sehat, meneruskan performa kuat dibanding tahun sebelumnya," tambahnya.

Efisiensi Beban Keuangan

Indosat Ooredoo Event
Joy Wahyudi, CEO dan Presiden Direktur Indosat Ooredoo. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Pertumbuhan Indosat Ooredoo juga disebabkan faktor lain yakni efisiensi beban keuangan.

Diketahui, total hutang dari pinjaman bank dan obligasi pada 2017, mengalami penurunan 3,3 persen, atau berkurang Rp 660,2 miliar dari tahun sebelumnya. Tingkat bunga juga menurun sekitar 0,36 persen poing.

Sementara, porsi hutang dalam denominasi US$ turun sebanyak 49,4 persen dari US$ 180,1 juta (12,1 persen dari total uang) pada 2016, menjadi US$ 90,3 juta (6,3 persen dari total uang) pada 2017.

Dengan begitu, operator yang kini sudah mengantongi 110 juta pelanggan itu bisa mengurangi dampak fluktuasi nilar tukar rupiah terhadap dolar AS.

Menambah Jumlah BTS

Regulasi Mandek, Ekspansi Network Sharing XL-Indosat Molor
Salah satu BTS XL Axiata di site HUT Pathuk, Yogyakarta. (Liputan6.com/Corry Anestia)

Joy juga mengungkap rencana ekspansi dan strategi Indosat Ooredoo untuk ke depannya, di mana perusahaan akan terus menambah jumlah BTS dan meningkatkan layanan kepada pelanggan.

Pada tahun lalu, Indosat Ooredoo sendiri telah membangun 4.874 BTS, di mana 51 persennya dalah BTS 4G untuk menunjang pertumbuhan penggunaan data yang tinggi. Dan sekarang, jika ditotal, BTS Indosat hingga akhir 2017 ada 61.357 BTS.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya