Liputan6.com, Jakarta - Warganet tampaknya serius dengan rencana untuk memboikot Facebook. Sebuah gerakan bernama Faceblock dipersiapkan untuk aksi tersebut.
Rencana ini muncul lantaran terkuaknya skandal Cambridge Analytica, di mana data-data pengguna Facebook dipanen dan disalahgunakan oleh perusahaan konsultasi itu.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Dilansir dari situs Facebook Blackout, Senin (9/4/2018), pihak Faceblock mengumumkan rencana pemboikotan mereka bakal dilakukan pada Rabu, 11 April 2018.
Gerakan tersebut didasari kepercayaan bahwa Facebook seharusnya bisa melakukan kinerja yang lebih baik dalam melindungi data pengguna.
"Facebook dan Mark Zuckerberg telah membuat pernyataan bernada maaf dan janji-janji, tapi itu tidak cukup. Facebook telah mengakui kemungkinan besar semua data pengguna telah dikeruk. Berarti 2 miliar pengguna bisa saja telah terekspos. Facebook: kau bisa bekerja dengan lebih baik," tulis situs tersebut.
Pihak penyelenggara boikot turut meminta pihak pemerintah agar bekerja lebih baik lagi untuk melindungi privasi masyarakat, meregulasi monopoli digital, melindungi hak-hak sipil, dan menjaga demokrasi.
Tagar #Faceblock sudah mulai disebarkan di Twitter, dan di situsnya terdapat foto-foto yang bisa pendukung pasang di profil Facebook dan Twitter mereka.
Kenapa harus tanggal 11 April 2018? Karena pada tanggal tersebut, bos Facebook kabarnya akan menghadap Kongres Amerika Serikat untuk memberikan keterangan perihal kasus ini.
Selain itu, Instagram dan WhatsApp juga diminta untuk ikut diboikot dalam sehari.
Bila kamu penasaran, klik di sini untuk mengecek situsnya. Pada situs itu kamu bisa mendapatkan gambar jempol ke bawah (thumb down) untuk jadi profile picture kamu di media sosial.
Data 1 Juta Pengguna Facebook di Indonesia Disalahgunakan
Mayoritas dari 87 juta orang yang datanya "dicuri" oleh Cambridge Analytica berasal dari Amerika Serikat (AS).
Terhitung sekitar 70 juta data profil pengguna Facebook di AS menjadi korban, lalu diikuti oleh pengguna di Filipina di mana 1,2 juta orang menjadi korban.
Untuk di Indonesia sendiri, ada sekitar 1,1 juta pengguna yang datanya disalahgunakan Cambridge Analytica.
Selain tiga negara yang disebutkan di atas, negara seperti Inggris, Meksiko, Kanada, India, Brasil, Vietnam, dan Australia pun ikut menjadi 10 besar dengan korban terbanyak.
Advertisement
Facebook Mengaku Salah
Sheryl Sandberg, sosok ibu sekaligus orang terkuat kedua di Facebook, mengakui telah membuat kesalahan setelah adanya data pengguna yang disalahgunakan untuk tujuan politik oleh Cambridge Analytica, perusahaan konsultan asal di Inggris.
Sheryl pun mengakui kesalahannya karena kurang memberi penguatan pada sistem keamanan Facebook.
"Kami telah berbuat kesalahan dan saya mengakuinya dan saya yang bertanggung jawab," ucap ibu dua anak itu.
"Ada hal-hal operasional yang kami harus ubah di perusahaan ini dan kami sedang mengubahnya. Kami mesti belajar dari kesalahan dan mengambil tindakan," ucapnya.
Sebagai informasi, pada 10 April, Zuckerberg akan bersaksi di depan komite gabungan Senat, sementara pada tanggal 11 ia dipanggil oleh komite perdagangan di Senat.
(Tom/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: