Ada Vendor Curangi TKDN, Ini Penjelasan Rudiantara

Ada vendor nakal asal Tiongkok yang mengakali TKDN, berikut penjelasan Rudiantara

oleh Tommy K. Rony diperbarui 29 Mei 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2018, 10:00 WIB
Rudiantara kunjungi pabrik Advan di Semarang
Rudiantara kunjungi pabrik Advan di Semarang. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - Mengikuti kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) menjadi syarat mutlak bagi para vendor yang ingin memasarkan produknya di Indonesia.

Para perusahaan perangkat pun berbondong-bondong memenuhi aturan tersebut.

Maka dari itu, saat ada vendor dari Tiongkok yang ketahuan mencurangi TKDN dan beberapa produknya ketahuan Made in China, dunia teknologi Indonesia dibuat heboh.

Lantas apakah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) kecolongan? Berikut penjelasan Rudiantara selaku Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo).

"TKDN itu dicek oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin)," jelas Rudiantara setelah buka bersama Advan, Senin (28/5/2018) di Semarang kemarin.

Lebih lanjut, ia menjelaskan Kemenperin dan Kemenkominfo memiliki tugas masing-masing dalam menegakkan kebijakan TKDN.

"Yang tahu itu 30 persen (syarat TKDN) adalah teman-teman perindustrian, nanti functionality-nya dia bekerja dengan baik atau tidak, baru itu yang urus Kemenkominfo serta sertifikasinya," terang Rudiantara.

"Tapi salah satu persyaratannya adalah harus ada informasi dari Kementerian Perindustrian, vendor smartphone tersebut sudah memenuhi persyaratan TKDN 30 persen," lanjutnya.

Dalam kesempatan yang sama, Rudiantara menjelaskan kebijakan TKDN ditandatangani oleh tiga kementerian, yaitu Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan.

Advan Memiliki Komponen TKDN Tertinggi

Rudiantara berbincang dengan pekerja pabrik Advan di Semarang
Rudiantara berbincang dengan pekerja pabrik Advan di Semarang. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Di Indonesia, vendor yang memiliki angka TKDN tertinggi adalah Advan.

Perusahaan yang dipimpin oleh Rudi Tirta itu mengantongi angka 32,5 persen komponen dalam negeri di produk mereka. Angka itu dibantu oleh pemakaian Indonesian Operating System (IDOS) di produk mereka.

"Ini yang saya harapkan, perusahaan nasional memiliki komitmen untuk membangun industri di dalam negeri. Komitmen ini perlu didukung oleh segenap masyarakat Tanah Air," ucap Rudiantara saat berkunjung ke pabrik Advan di Semarang.

Advan juga optimistis dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Hal itu diungkapkan Tjandra Lianto, Marketing Director Advan.

"Tablet PC kita mendapat predikat penjualan terbaik di Indonesia dari tahun 2004 sampai sekarang, dan untuk smartphone kita nomor tiga dalam kategori penjualan terbaik," ucapnya.

Walaupun sedang digempur vendor luar negeri, Advan tetap berusaha menguasai peringkat lima besar di pasar dengan cara memahami kebutuhan konsumen Indonesia.

"Dalam waktu dekat, kami optimis bisa menggeser Oppo bahkan Samsung," tegas Tjandra.

(Tom/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya