Bos Alibaba Lebih Kepincut Barang KW Ketimbang Asli, Kenapa?

Jack Ma menilai banyaknya barang aspal alias asli tapi palsu yang berseliweran di e-Commerce, nyatanya lebih dicari pelanggan.

oleh Jeko I. R. diperbarui 15 Agu 2018, 09:30 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2018, 09:30 WIB
Jack Ma (Andrew Burton/Getty Images)
Jack Ma (Andrew Burton/Getty Images)

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Alibaba, Jack Ma, melontarkan pernyataan yang cukup mengejutkan.

Pria terkaya di Tiongkok tersebut berpendapat kalau barang palsu (KW) yang dijual e-Commerce memiliki kualitas yang lebih baik dari yang asli.

Pandangan Ma tentu tidak disertai alasan kuat. Pria dengan kekayaan sebesar US$ 23,7 juta ini melihat bahwa banyaknya barang aspal alias asli tapi palsu yang berseliweran di e-Commerce, nyatanya lebih dicari pelanggan.

“Faktanya, produk palsu memiliki kualitas lebih baik. Harganya pun lebih terjangkau. Padahal, produk-produk ini berasal dari pabrik yang sama, serta menggunakan material yang juga hampir sama,” kata Ma sebagaimana dikutip CNBC pada Rabu (15/8/2018).

Diketahui, sudah banyak brand kenamaan yang membuat produknya pada pabrik-pabrik yang berbasis di Tiongkok.

Hal ini justru membuat para manufaktur lain 'mengimitasi' cara pembuatan produk yang begitu mendetail.

Alibaba pun menjalankan platform e-Commerce Taobao yang diduga menjual banyak barang aspal.

Melihat hal ini, Ma akan mencari solusinya. Tak mudah baginya untuk memberantas produk aspal yang dijual bebas di toko online dalam waktu yang sangat singkat.

"Kami harus melindungi properti intelektual, apapun akan dicoba untuk menghentikan barang palsu. Nah, masalahnya di sini para OEM malah membuat produk mereka sendiri dengan harga lebih baik," ia menambahkan.

Pada tahun lalu, perusahaan fashion asal Prancis, Kering (retailer produk mewah seperti Gucci dan Yves Saint Lauren) sempat menggugat Alibaba karena menduga telah mendorong penjualan produk bajak dan mengambil untung.

Alibaba bahkan sempat diperiksa oleh otoritas Tiongkok beberapa kali. Ma berdalih, Alibaba memberikan kontribusi besar bagi ekonomi Tiongkok sehingga mustahil untuk dihukum.

"Anda tak bisa menghentikan Alibaba sekalipun meski hanya dua jam. Jika itu terjadi, Tiongkok akan mendapatkan bencana besar,” imbuhnya.

Belum puas di situ, Ma menambahkan fakta di mana kini manufaktur asal Tiongkok tidak terlalu puas karena tenaga kerja mereka 'diperas' untuk menghasilkan produk berkualitas premium namun uangnya justru malah masuk ke pemilik brand.

Akibatnya, banyak yang membuat produk sendiri dan menjualnya di internet."Cara berbisnis bagi brand kini sudah berubah. Bukan barang palsu atau properti intelektual yang menghancurkan mereka. Justru model bisnis baru yang akan merevolusi seluruh dunia," pungkas Ma.

Pernyataan Mengejutkan Jack Ma Lainnya

Tampil Santai, Jack Ma Sumbang Suara di Festival Musik Yunqi
Ekspresi pendiri dan ketua eksekutif Alibaba Group, Jack Ma saat menyanyikan sebuah lagu dalam Festival Musik Yunqi di Hangzhou, China (11/10). Festival ini merupakan bagian dari Konferensi Komputasi di Kota Yunqi. (AFP Photo/STR/China Out)

Alibaba dikenal sebagai raksasa e-Commerce di Tiongkok. Kesuksesan Alibaba mencapai puncaknya juga tak lepas dari tangan dingin pendirinya, yakni Jack Ma.

Untuk perusahaan konglomerat sekelas Alibaba, tentu yang tercetus di pikiran kita adalah orang-orang yang bekerja di dalamnya.

Sudah pasti banyak campur tangan orang-orang pintar dengan strata pendidikan tinggi untuk bisa membuat Alibaba mencapai puncak kesuksesan.

Menariknya, asumsi tersebut keliru. Jack Ma ternyata tidak memiliki mindset kalau karyawan dengan strata pendidikan tinggi bisa bekerja dengan baik di sebuah perusahaan.

Jack Ma juga mengungkap kalau dirinya tidak tertarik untuk mempekerjakan karyawan tersebut di Alibaba. Dalam hal ini, Jack Ma merujuk ke karyawan lulusan MBA (Master of Business Administration).

Jack Ma menjelaskan alasannya mengapa demikian. Menurutnya, orang yang memiliki pendidikan tinggi seperti MBA, ternyata belum tentu bisa dinilai baik dalam bekerja.

“Saya sama sekali tak tertarik kepada kandidat karyawan Alibaba yang memiliki gelar bisnis. Belajar ilmu bisnis itu tidak penting karena kebanyakan orang yang memiliki gelar MBA (Master of Business Administration) itu tidak berguna," ujar Jack Ma dalam buku Alibaba: The House that Jack Ma Built karangan Duncan Clark, seperti dilansir Next Shark pada Minggu (29/7/2018).

"Saat mereka lulus, pasti mereka lupa apa yang telah dipelajari, di situ mereka bisa berguna kalau belajar dari pengalaman lagi,” lanjutnya.

Bersamaan dengan pernyataan Jack Ma tersebut, beberapa waktu lalu orang nomor satu di Alibaba ini juga mengungkapkan kesuksesan Alibaba tidak lepas dari kontribusi para karyawan perempuan.

Kontribusi Karyawan Perempuan

Kantor Alibaba Group di Hangzhou, Tiongkok.
Kantor Alibaba Group di Hangzhou, Tiongkok. (Liputan6.com/Sunariyah)

Jack Ma mengungkapkan peran perempuan dalam kesuksesan Alibaba dalam acara perusahaan, Gateway '17 di Detroit, Amerika Serikat (AS). Gateway '17 digelar selama 20 - 21 Juni 2017.

Menurut Jack Ma, perempuan akan menjadi sosok yang sangat kuat pada Abad 21. Ia menilai saat ini orang-orang tidak lagi mementingkan "otot", tapi kebijaksanaan. Hal itu yang dimiliki oleh perempuan.

"Berilah perhatian khusus untuk karyawan perempuan. Perempuan lebih peduli terhadap orang lain melebihi laki-laki, sedangkan laki-laki hanya peduli dengan diri mereka sendiri," tutur Jack Ma saat memberikan keynote speech di Gateway '17, seperi dilansir South China Morning Post, Kamis (28/6/3017).

Karena itu, Jack Ma menghimbau perusahaan-perusahaan untuk merekrut lebih banyak perempuan.

"Sebisa mungkin rekrutlah perempuan sebanyak-banyaknya. Inilah yang telah kami lakukan dan ini adalah kunci sukses kami," ungkap salah satu orang terkaya di dunia tersebut. 

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya