Studi: Mahasiswa Tak Efektif Belajar dengan Laptop

Menurut studi, pembelajaran menggunakan laptop justru menurunkan nilai mahasiswa.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Okt 2018, 09:30 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2018, 09:30 WIB
Ilustrasi orang sedang mengetik di laptop. Kredit: StartupStockPhotos via Pixabay
Ilustrasi orang sedang mengetik di laptop

Liputan6.com, Jakarta - Laptop adalah gadget paling membantu dalam proses belajar bagi mahasiswa. Buku tulis dan pulpen kini sudah makin bergeser dengan adanya teknologi, dan tampaknya mahasiswa pun nyaman dengan pergeseran ini.

Berdasarkan laporan dari New York Times, sepertinya para mahasiswa harus mempertimbangkan kembali untuk kembali ke buku tulis. Pasalnya, menurut studi, pembelajaran menggunakan laptop justru menurunkan nilai mahasiswa.

Untuk mempelajari hal ini, para perist di Princeton University dan University of California meminta sekelompok mahasiswa untuk membuat catatan di sebuah perkuliahan dengan menggunakan pulpen dan kertas, sedangkan ada kelompok lain yang menggunakan laptop.

Percobaan tersebut, menemukan bahwa mahasiswa yang menggunakan laptop ternyata tidak mengerti perkuliahan yang diajarkan sang dosen. Sebaliknya, yang menulis dengan tangan justru bisa.

Menurut hipotesa peneliti, hal ini dikarenakan mereka yang menulis menggunakan tangan harus memproses apa yang dosen bilang dan dia secara tidak sadar menuliskan rangkuman dari perkuliahan tersebut.

Sebaliknya, mahasiswa yang mencatat menggunakan laptop, memiliki kecenderungan untuk menuliskan materi perkuliahan secara verbal.

Hal ini berarti, mereka cenderung tidak memproses informasi menjadi kata-kata mereka sendiri. Hal ini berpotensi membuat mereka tak memahami apa yang dikatakan sang dosen.

Dalam studi lain oleh peneliti di Universitas New York dan Universitas McMaster, penelitian dilakukan dengan meminta mereka mencari hal-hal di laptop yang tidak terkait dengan perkuliahan, seperti film.

Dalam hal tersebut, mereka lancar. Akhirnya, disebutkan kalau hal semacam itulah yang jadi gangguan atau distraksi jika mereka menggunakan laptop.

Melibatkan 726 Partisipan

laptop
Ilustrasi laptop (iStockPhoto)

Sebelumnya, sebuah studi yang melibatkan 726 partisipan mahasiswa akademi militer di West Point University, Amerika Serikat, membagi dua kelas mata kuliah ekonomi antara yang boleh menggunakan teknologi dengan yang tidak.

Semua partisipan tersebut ditunjuk secara acak untuk masuk kelas yang boleh memakai tablet atau laptop, serta yang hanya boleh menggunakan buku selama perkuliahan.

Setelah penelitian yang dilakukan selama satu semester penuh, nilai ujian akhir para mahasiswa yang berada di kelas yang memperbolehkan teknologi, 18 persen lebih jelek ketimbang mahasiswa di kelas non teknologi.

Peneliti pun juga mencatat bahwa di dalam kelas tersebut paling tidak hanya terdapat separuh mahasiswa yang memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk belajar.

Para peneliti yang merupakan pengajar bidang ekonomi di West Point, juga menyimpulkan satu hal yang cukup ditekankan di hasil penelitiannya.

Mahasiswa yang dilarang menggunakan teknologi, memiliki Indeks Prestasi Kumulatif lebih tinggi rata-rata 0,17 poin ketimbang di kelas yang menggunakan teknologi.

Reporter: Indra Cahya

Sumber: Merdeka.com

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya