Hari Tanpa Bayangan Bakal Berlangsung di Jakarta Siang Ini

Selain Jakarta dan Serang, daerah lain yang posisinya ada di -6 derajat Lintang Selatan juga akan mengalami fenomena yang sama.

oleh Jeko I. R. diperbarui 09 Okt 2018, 10:15 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2018, 10:15 WIB
Hari Tanpa Bayangan
Hari Tanpa Bayangan (pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta - Hari Tanpa Bayangan akan kembali berlangsung di Jakarta dan Serang pada hari ini, Selasa (9/10/2018) tanpa siang hari.

Adapun fenomena alam ini dibenarkan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Mereka mengungkap, fenomena ini setidaknya terjadi dua kali dalam satu tahun di Indonesia, yakni pada Maret-April dan September-Oktober.

Peneliti sains antariksa LAPAN Rhorom Priyatikanto, dalam keterangannya, mengungkap kalau selain Jakarta dan Serang, daerah lain yang posisinya ada di -6 derajat Lintang Selatan juga bakal mengalami Hari Tanpa Bayangan.

Adapun daerah lain seperti Cirebon, Semarang, dan Surabaya, akan mengalami Hari Tanpa Bayangan keesokan hariinyaa.

"Benar, nanti siang ada Hari Tanpa Bayangan. Bahkan nanti tugu monas nyaris tidak punya bayangan. Kalau di Jakarta sudah berlangsung 5 Maret dan hari ini. Daerah lain itu keesokan harinya," ujar Rhorom kepada Tekno Liputan6.com.

Rhorom mengungkap, posisi matahari nanti akan berada di tepat kepala, dan fenomena tersebut akan berlangsung selama 10 menit setelah waktu dzuhur.

 

 

Hari Tanpa Bayangan, Sinyal Bisa Lenyap Beberapa Menit?

matahari
Ilustrasi matahari (iStockPhoto)

Hari Tanpa Bayangan yang jatuh pada hari ini, Rabu (21/3/2018), dikabarkan memberikan dampak pada sinyal yang hilang dalam beberapa menit. Lantas, apakah kabar ini benar?

Plt Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika Noor Iza, membenarkan hal tersebut. Cuma, kata dia, sinyal yang dimaksud adalah sinyal dari teknologi satelit, seperti telepon satelit dan TV kabel yang berbasis parabola.

Perangkat ini pasti akan mengalami sun outage selama Hari Tanpa Bayangan, akibatnya mereka kesulitan menerima sinyal karena satelit pemancar lokasinya dekat dengan Matahari.

"Saat terjadi sun outage, sinyal perangkat itu memang akan hilang, paling 5-10 menit," kata Noor Iza kepada Tekno Liputan6.com.

Noor Iza menambahkan, hal tersebut memang sudah menjadi parameter teknis yang dipertimbangkan dalam pemakaian satelit.

Jadi, selama Hari Tanpa Bayangan, Matahari berada tepat di atas Bumi, dan pada saat itu satelit yang ada di tengah-tengah mengakibatkan gangguan komunikasi. Namun demikian, sun outageberbeda bagi setiap satelit yang posisinya tergantung ada di mana.

"Bagi BTS (Base Transceiver Station) yang memanfaatkan VSAT, pasti ada jeda karena sun outage," paparnya.

Jangan Salah Kaprah tentang Hari Tanpa Bayangan

matahari
Ilustrasi matahari (iStockPhoto)

Secara istilah, Hari Tanpa Bayangan memang terdengar keren, tapi itu tidak berarti semua bayangan akan hilang seharian.

Rhorom Priyatikanto, peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN, menjelaskan bahwasannya hari tanpa bayangan bukan berarti bayangan akan seluruhnya lenyap, melainkan hanya benda yang tegap lurus saja, tetapi bila kita mengayunkan tangan, maka bayangan tetap terlihat.

Fenomena tersebut juga berlangsung cukup singkat, yakni beberapa menit saja, dan dimulai pada tengah hari pada azan zuhur. Jadi, orang yang ingin memotret harus sigap.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya