Usai Kematian Jamal Khashoggi, Hubungan Bos Teknologi dengan Arab Terancam

Kini, hubungan yang tengah terjalin itu bisa saja berubah, terutama terkait dengan kasus meninggalnya jurnalis Jamal Khashoggi yang diduga karena perintah pihak Arab Saudi.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 24 Okt 2018, 17:30 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2018, 17:30 WIB
Google
Kantor pusat Google di Mountain View. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa bulan lalu, putra mahkota kejaraan Arab Saudi Muhammed bin Salman melakukan kunjungan ke Silicon Valley, Amerika Serikat (AS).

Di sana, dia bertemu dengan sejumlah bos teknologi. CEO Apple Tim Cook, founder Amazon Jeff Bezos, dan CEO Google Sundar Pichai termasuk dalam deretan bos teknologi yang ditemuinya.

Sebagai rangkaian tur Amerika Serikatnya di bulan Maret hingga April, Putra Mahkota Muhammed bin Salman juga mengunjungi markas besar perusahaan teknologi di sana.

Bahkan, dia sempat terlihat dalam foto bersama dengan Cook, Bezos, dan Pichai.

Saat itu, tujuan pertemuan Putra Mahkota Muhammed dengan bos teknologi adalah membicarakan kemungkinan kemitraan antara perusahaan teknologi dengan Arab Saudi.

Bahkan, ada rumor kalau perusahaan-perusahaan teknologi tersebut akan mendirikan data center dan kemungkinan bisnis di Saudi.

Kini, hubungan yang tengah terjalin itu bisa saja berubah, terutama terkait dengan kasus meninggalnya jurnalis Jamal Khashoggi yang diduga karena perintah pihak Arab Saudi.

Sampai saat ini, para bos teknologi memang masih belum mengungkapkan pandangannya, akan tetapi bukan berarti mereka bakal diam saja.

Mantan Eksekutif dan CEO Google MENA Catalysts Sam Blatteis mengatakan, "banyak dari mereka (pemimpin teknologi) merupakan anak baru yang menjalin hubungan dengan Timur Tengah dibandingkan industri energi dan pertahanan, tapi pertanyaan yang mereka pertanyakan sendiri adalah bagaimana keputusan perusahaan setelah kasusnya Khashoggi."

"Saya tak akan terkejut saat tak akan kaget kalau nantinya masih ada minat di kalangan teknologi, mereka bisa mendapatkan end-game untuk mengembangkan industri teknologi yang begitu memungkinkan," kata Blatteis sebagaimana dikutip dari CNN, Rabu (24/10/2018). 

Google dan Amazon

Jamal Khashoggi, wartawan Arab Saudi yang hilang sejak 2 Oktober di Istanbul, Turki (AP/Hasan Jamali)
Jamal Khashoggi, wartawan Arab Saudi yang hilang sejak 2 Oktober di Istanbul, Turki (AP/Hasan Jamali)

Sebelumnya, Apple dan Amazon melaporkan tengah dalam pembicaraan dengan Saudi terkait menghadirkan Apple Store dan Amazon Web Service.

Saat ini Amazon sedang bukan lowongan untuk posisi Head of Public Policy di Saudi. Tentu juannya tak lain adalah mengembangkan bisnis di negara tersebut.

Sementara CEO Google Cloud Diane Green baru-baru ini tengah dalam tahap pembicaraan dengan perusahaan minyak Aramco.

Ia bahkan menyebut, beberapa waktu mendatang, Google akan mengadakan sebuah acara di sana. Kabarnya, Google akan membangun data center di sana.

CEO Uber Batalkan Acara di Arab Saudi

CEO Uber Dara Khosrowshahi
CEO Uber Dara Khosrowshahi. Dok: TechCrunch

Arab Saudi sendiri kini bisa dibilang menjadi pemain hal baru dalam bidang investasi teknologi.

Sejumlah startup sebelumnya juga mendapatkan pembiayaan tak langsung dari Arab Saudi. Investasi itu digagas melalui SoftBack Vision Fund.

Dana teknologi yang dikucurkan tahun lalu oleh SoftBack sebanyak USD 93 miliar, di mana USD 45 miliarnya berasal dari Arab Saudi.

Minggu lalu saja, CEO Uber Dara Khosrowshahi disebut-sebut sangat kesal dengan berbagai berita kematian Khashoggi. Ia bahkan membatalkan acaranya yang semula akan dilakukan di Riyadh.

(Tin/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya