Bisnis Terancam, Huawei Pasang Iklan di Selandia Baru

Bisnis Huawei di berbagai negara, termasuk Selandia Baru, terancam terkait adanya isu risiko keamanan nasional yang disebabkan berbagai produknya.

oleh Andina Librianty diperbarui 15 Feb 2019, 10:01 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2019, 10:01 WIB
Salah satu toko resmi Huawei di Beijing, China (AP/Mark Schiefelbein)
Salah satu toko resmi Huawei di Beijing, China (AP/Mark Schiefelbein)

Liputan6.com, Jakarta - Bisnis Huawei di berbagai negara, termasuk Selandia Baru, terancam terkait adanya isu risiko keamanan nasional disebabkan berbagai produknya.

Menanggapi masalah tersebut, Huawei memasang iklan satu halaman penuh di sejumlah surat kabar besar Selandia Baru untuk menyinggung kemungkinan pemblokiran terhadap perusahaannya.

Dilansir The Guardian, Jumat (15/2/2019), pada halaman iklan tersebut, Huawei menggambarkan pemblokiran terhadap perusahaan sama seperti turnamen rugby tanpa All Blacks. Rugby merupakan olahraga populer di Selandia Baru dengan All Blacks sebagai tim nasional.

"5G tanpa Huawei seperti rugby tanpa Selandia Baru," tulis Huawei pada iklan tersebut. Seperti diketahui, Huawei saat ini tengah bersiap untuk merilis teknologi 5G miliknya.

Perusahaan telekomunikasi nasional Selandia Baru, Spark, untuk sementara telah dilarang menggunakan peralatan Huawei. Hal ini dilakukan setelah badan mata-mata Selandia Baru, Government Communications Security Bureau (GCSB) memperingatkan Huawei akan menyebabkan risiko keamanan nasional secara signifikan.

Adapun iklan Huawei dipasang di surat kabar milik Stuff dan New Zealand Herald. Huawei pun mengklaim jika produknya diblokir, maka konsumen akan tertinggal teknologi terbaru, sehingga bisa berdampak pada pembiayaan lebih besar.

Respons Pemerintah Selandia Baru

Huawei HQ
Device Laboratory milik Huawei di Beijing, Tiongkok. Liputan6.com/Andina Librianty

Menteri yang bertanggungjawab untuk GCSB, Andrew Little, mengatakan bahwa Huawei tidak dilarang untuk beroperasi di Selandia Baru. Permasalahan pemblokiran itu, katanya, adalah urusan antara Huawei dan Spark. Spark meluangkan waktu mengumpulkan informasi dan masukan tentang Huawei, kata Little, tapi keputusan akhir tetap ada di tangan pemerintah.

Iklan yang didesain oleh Huawei, kata sejumlah pakar, didesain untuk menargetkan warga Selandia Baru dan mengaitkannya dengan olahraga nasional, agama, dan rugby.

Huawei dilaporkan telah berulang kali melobi pemerintah untuk menjelaskan penyebab perusahaan tidak bisa berpartisipasi dalam peluncuran 5G di Selandia Baru. Iklan ini dinilai memperlihatkan upaya yang lebih besar di tengah meningkatnya tensi antara Tiongkok dan Selandia Baru.

Deputy Managing Director Huawei Selandia Baru, Andrew Bowater, mengatakan pemerintah Selandia Baru sejauh ini tidak bersedia berdialog dengan perusahaan. Ia pun menegaskan bahwa Huawei berhak mendapatkan penjelasan.

"Tidak ada bukti kesalahan yang dilakukan oleh Huawei, dan kami sangat menolak anggapan bahwa bisnis kami mengancam Selandia Baru. Kami layak mendapatkan peluang untuk suara kami didengar, dan menyampaikan keprihatinan dengan niat baik," jelas Bowater.

Spark sendiri berencana merilis layanan 5G pada akhir 2020. Absennya Huawei diharapkan tidak membuat peluncurannya tertunda.

(Din/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya