Liputan6.com, Jakarta - Persoalan keamanan ternyata belum bisa lepas dari Facebook. Terbaru, ada laporan dari perusahaan keamanan siber, Imperva, yang mengungkap ada celah keamanan di Facebook Messenger.
Dikutip dari CNET, Sabtu (9/3/2019), celah keamanan ini memungkinkan pihak ketiga dapat mengetahui daftar nama orang-orang yang sedang terhubung dengan pengguna di platform tersebut. Kendati demikian, mereka tidak dapat mengungkapkap isi pesannya.
Meski tidak dapat mengungkap isi pesan, Ron Masas menyebut celah keamanan ini tetap berbahaya bagi privasi seseorang. Alasannya, ada kemungkinan pihak ketiga membocorkan daftar nama orang-orang yang saling berkomunikasi.
Advertisement
Baca Juga
"Daftar ini dapat saja disalahgunakan untuk menargetkan figur publik agar mengetahui dengan siapa saja mereka berkomunikasi," tutur Masas. Sekadar diketahui, Facebook sendiri segera melakukan penyelesaian masalah ini sejak Desember tahun lalu.
Menurut Facebook, celah keamanan ini sebenarnya bukan ada di Facebook, melainkan cara peramban menangani konten di sebuah web. Karenanya, Facebook telah meminta pengembang peramban untuk meningkatkan layanannya agar kasus serupa tidak terjadi.
Bug semacam ini memang bukan kali pertama terjadi di Facebook. Sebelumnya, ada bug yang membuat pesan lawas pengguna tiba-tiba muncul, layaknya pesan baru.
Meski terlihat sepele, masalah ini membuat sejumlah pengguna khawatir. Sebab, ada kemungkinan pesan yang diterima itu berasal dari seseorang atau mengenai sesuatu yang ingin dilupakan.
Hacker Akses Informasi Pribadi 30 Juta Akun Pengguna Facebook
Facebook juga sempat mengungkapkan alamat email dan nomor telepon dari sekira 30 juta penggunanya diakses oleh hacker. Insiden ini sekaligus merupakan pelanggaran keamanan terbesar dalam sejarah perusahaan.
Para penjahat siber itu mengakses lebih rinci data 14 juta pengguna dari total korban, termasuk area tempat tinggal, status hubungan, agama dan bagian dari sejarah pencarian mereka.
Rincian informasi 14 juta pengguna yang diakses itu adalah username, jenis kelamin, lokal/bahasa, status hubungan, agama, kota asal, kota keberadaan, tanggal lahir, jenis perangkat untuk mengakses Facebook, pendidikan, pekerjaan, 10 tempat terakhir menggunakan fitur check-in atau yang di-tag, situs web, orang-orang atau Page yang diikuti, serta 15 pencarian terbaru.
Facebook akan mengirim pesan pemberitahuan kepada total 30 juta pengguna dalam beberapa hari ini, serta akan mengunggah informasi terkait di Help Center miliknya.
Kasus peretasan ini berhubungan dengan sebelumnya, yakni 50 juta akun pengguna Facebook telah diretas. Ternyata setelah ditelusuri, jumlahnya lebih sedikit.
"Ternyata lebih sedikit orang yang terkena dampak daripada yang kami pikir. Dari 50 juta orang yang token aksesnya kami yakin terdampak, sekira 30 juta yang tokennya ternyata telah dicuri," jelas Vice President Facebook, Guy Rosen.
Menurut keterangan Rosen, Federal Bureau of Investigation (FBI) tengah menginvestigasi masalah peretasan ini. Berdasarkan permintaan FBI, pihak Facebook tidak bisa mendiskusikan tentang kemungkinan dalang serangan tersebut atau rincian lain yang kemungkinan akan membahayakan proses penyelidikan.
Pihak Facebook sejauh ini masih belum mengetahui sepenuhnya rincian tersebut, tapi tetap tidak mengesampingkan kemungkinan "serangan berskala kecil" lainnya yang berkaitan dengan peretasan besar tersebut.
(Dam/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement