Cetak Untung Terbesar di Dunia, Perusahaan Ini Salip Apple, Facebook, dan Google

Adalah Saudi Aramco, perusahaan BUMN minyak asal Arab Saudi yang berhasil mengalahkan Facebook, Apple, dan Alphabet.

oleh Jeko I. R. diperbarui 02 Apr 2019, 13:30 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2019, 13:30 WIB
Logo Apple
Ilustrasi: Selain menjadi toko ritel pertama di Asia Tenggara, Apple Store ini juga menjadi toko pertama yang sepenuhnya menggunakan energi terbarukan (sumber : bgr.com)

Liputan6.com, Jakarta - Apple, Facebook, dan Alphabet (induk usaha Google), bisa jadi harap-harap cemas. Pasalnya, gelar perusahaan dengan keuntungan paling besar di dunia tak lagi akan dipegang perusahaan teknologi tersebut.

Lantas, siapakah perusahaan yang kini mencetak keuntungan terbesar di dunia? Adalah Saudi Aramco, perusahaan BUMN minyak asal Arab Saudi yang berhasil mengalahkan Facebook, Apple, dan Alphabet.

Menurut informasi CNBC pada Selasa (2/4/2019), Saudi Aramco mampu mengantongi USD 111 miliar pada 2018.

Angka tersebut lebih besar hampir dua kali lipat dari laba yang dicetak Apple di tahun yang sama, yakni USD 59,53 miliar.

Jumlahnya juga masih lebih besar jika disandingkan penggabungan laba empat perusahaan besar, seperti JP Morgan Chase, Alphabet, Facebook, dan Exxon Mobile.

Berdasarkan data Factset, jumlah gabungan laba keempat perusahaan itu menyentuh USD 106 miliar, tertinggal jauh di bawah Saudi Aramco.

Namun sebagai catatan, walau Saudi Aramco mencetak laba besar, segi rating kredit perusahaan ini masih di bawah perusahaan-perusahaan yang disebutkan di atas.

 


Bergantung pada Kondisi Perekonomian

Sambut WWDC 2015, Apple Sibuk Berbenah
Para pekerja tengah memasang logo Apple di Moscone West pada 3 Juni (Foto: Mashable)

Sekadar diketahui, Saudi Aramco masih sangat bergantung dengan kondisi perekonomian negara Arab Saudi.

Jika terus dilakukan, hal ini justru bisa menjadi bumerang bagi Saudi Aramco ke depannya.

Untuk taraf peringkat, Moody's bahkan memberikan peringkat kredit A1 untuk Saudi Aramco. Adapun perusahaan seperti Chevron dan Exxon Mobile mendapat peringkat kredit lebih tinggi, dengan masing-masing Aa2 dan Aaa.

"Keterikatan kredit Aramco dengan pemerintah Arab Saudi itu bisa dibilang signifikan. Ini membuat kami memutuskan untuk membatasi peringkat Aramco dengan peringkat pemerintah," kata Rehan Akbar Senior Credit Officer di Moody's.

"Walau ada rekam jejak yang jelas tentang Aramco berjalan sebagai perusahaan independen secara komersial, anggaran pemerintah justru bergantung pada kontribusi dari Aramco, entah itu dalam bentuk royalti, pajak, maupun dividen," tambahnya memungkaskan.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya