Sejumlah Pemilik Cryptocurrency Jadi Korban SIM Swapping

Sejumlah pemilik cryptocurrency dilaporkan telah menjadi korban SIM swapping.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 10 Jun 2019, 17:30 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2019, 17:30 WIB
Bitcoin
Ilustrasi Bitcoin (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pemilik cryptocurrency di Amerika Serikat (AS) dilaporkan telah menjadi korban serangan SIM swapping. Peristiwa ini diketahui sudah terjadi sejak minggu lalu.

SIM swapping sendiri merupakan aksi penyerangan untuk mengambil alih nomor korban. Biasanya, aksi ini dilakukan hacker untuk memperoleh kode verifikasi two factor authentication atau mengganti password korban.

Akibat serangan ini, seperti dikutip dari ZDNet, Senin (10/6/2019), sejumlah korban kehilangan cryptocurrency miliknya. Salah satu korban bernama Sean Coonce menuturkan dirinya kehilangan lebih dari USD 100 ribu akibat serangan ini.

Adapun serangan ini berlangsung sejak Mei 2019 dan terjadi dalam beberapa minggu. Kendati demikian, tidak seluruh korban diketahui kehilangan cryptocurrency miliknya.

Seorang korban mengaku dirinya tidak berhasil diretas karena menggunakan token keamanan untuk melindungi akunnya, tidak sekadar memakai SMS untuk melakukan otentikasi dua kali.

Sementara itu, seorang korban lain menyebut serangan ini juga ditujukan untuk akun media sosial dan email. Serangan ini dilakukan setelah para penyerang tidak berhasil merebut akun korban dengan cara SIM swapping.

Kasus ini juga hanya ditemukan untuk pengguna cryptocurrency di AS. Hingga sekarang, belum ditemukan serangan juga terjadi di negara lain.

Meski belum terungkap, sejumlah pihak memprediksi kasus ini akan dapat diselesaikan dalam waktu dekat, mengingat pelaku sim swapping dapat dipastikan akan meninggalkan jejak dan selalu berhasil diringkus.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Lebih Cepat, Mata Uang Kripto Facebook Dirumorkan Meluncur Bulan Ini

Facebook
Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Terlepas dari informasi tersebut, cryptocurrency harus diakui memang tengah naik daun. Salah satu perusahaan yang akan meluncurkan cryptocurrency adalah Facebook. 

Menurut informasi dari The Information, pegawai Facebook yang bekerja di proyek Libra, proyek mata uang kripto Facebook, nantinya bisa memilih untuk digaji melalui token cryptocurrency.

Dilansir dari The Verge, Senin (10/6/19), cryptocurrency ini nantinya juga bisa digunakan saat mata uang nasional mengalami volatilitas, karena mata uang digital ini merupakan stable coin.

Stable coin sendiri adalah mata uang kripto yang nilainya dipatok mata uang seperti dolar AS, Euro dan Yen sehingga nilainya lebih stabil dan tidak naik turun.


Bisa Digunakan di Produk Facebook

Facebook
Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Token mata uang ini nantinya bisa digunakan di produk-produk Facebook seperti WhatsApp, Messenger hingga fitur shopping di Instagram. Bahkan, Facebook bakal membuatkan ATM khusus buat mata uang digital ini juga.

Facebook juga tampaknya paham kalau orang-orang butuh pengawasan resmi terkait cryptocurrency ini. Oleh karenanya, raksasa teknologi ini bakal membuat badan pengawas independen untuk bisnis mata uang digital.

Selain itu, Facebook juga bakal menawarkan organisasi pihak ketika untuk mengatur cryptocurrency ini jika mereka mau membayar USD 10 juta untuk mengoperasikan node pengesahan transaksi.

(Dam/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya