FBI Rilis Kunci Dekriptor untuk Ransomware Jenis Gandcrab

FBI merilis kunci dektriptor untuk ransomware jenis Gandcrab yang beroperasi layaknya model bisnis afiliasi

oleh M Hidayat diperbarui 18 Jul 2019, 08:30 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2019, 08:30 WIB
Ilustrasi Ransomware WannaCrypt atau Wannacry
Ilustrasi Ransomware WannaCrypt atau yang disebut juga Wannacry (iStockphoto)

Liputan6.com, Kraków - FBI merilis kunci dektriptor untuk ransomware jenis Gandcrab. Ransomware ini bekerja seperti kebanyakan jenis ransomware lainnya.

Ia mengenkripsi konten komputer yang terinfeksi, kemudian menyandera data di komputer pengguna, lalu meminta tebusan yang dibayarkan dalam mata uang kripto. Demikian dikutip dari The Washington Times, Kamis (18/7/2019)

Sejak awal 2018 Gandcrab telah menginfeksi lebih dari setengah juta komputer di seluruh dunia. Kerugian yang disebabkan Gandcrab, menurut FBI, ditaksir melebihi US$ 300 juta.

FBI menyebut Gandcrab beroperasi layaknya model bisnis afiliasi. Pembuat Gandcrab menjual lisensi kepada afiliasi dan menawarkan komisi sebesar 60 persen dari tebusan yang dibayarkan oleh korban. Sementara 40 persen sisanya menjadi jatah bagi si pembuat Gandcrab.

Adapun kunci dekriptor yang FBI rilis mampu membuka komputer yang terinfeksi ransomware GandCrab versi 4, 5, 5.0.4, 5.1, dan 5.2 secara efektif.

Kiat Mencegah Serangan Ransomware

Diungkapkan Country General Manager Dimension Data, Hendra Lesmana, penjahat siber biasanya menyebarkan ransomware untuk menargetkan perusahaan-perusahaan. Berikut ini kiat dari Dimension Data agar dapat terhindar dari serangan ransomware.

Pertama, sebaiknya karyawan perusahaan tidak menggunakan perangkat pribadinya untuk bekerja. Biasanya perangkat dari perusahaan telah dilengkapi dengan sistem keamanan yang lebih baik, berbeda dengan milik pribadi.

“Perangkat pribadi atau tren BYOD, merupakan salah satu penyebab terinfeksi ransomware. Hal ini karena ransomware dapat memasuki jaringan lebih mudah melalui perangkat pribadi,” kata Hendra.

Kiat kedua, pengguna sebaiknya tidak menggunakan layanan WiFi publik yang biasanya tidak memiliki level enkripsi tinggi. Kiat lain, jangan pernah membuka email, link ataupun situs webmencurigakan.

Hendra menyarankan, pengguna sebaiknya berkonsultasi dengan orang-orang bagian sistem keamanan di perusahaan tempatnya bekerja jika mendapatkan email, tautan dan situs web mencurigakan.

“Perusahaan harus bisa mengedukasi para karyawannya agar berhati-hati dan tidak sembarangan membuka email ataupun link mencurigakan. Hal ini juga berlaku pada pengguna komputer pribadi, karena tidak menutup kemungkinan juga bisa menjadi korban,” ungkap Hendra.

(Why/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya