Liputan6.com, Jakarta - Vice President Integritas Facebook, Guy Rosen, mengatakan sebuah bug membuat sejumlah topik termasuk soal virus Corona secara keliru telah ditandai sebagai spam. Hal ini memicu banyak keluhan dari para pengguna baik aplikasi Facebook maupun Instagram.
"Ini adalah bug di dalam sistem anti-spam, tidak terkait dengan perubahan apa pun dalam tenaga kerja moderator konten kami," ujar Rosen, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (19/3/2020).
Advertisement
Baca Juga
"Kami telah memulihkan semua unggahan yang secara tidak sengaja telah dihapus, termasuk unggahan mengenai semua topik, tidak hanya yang berkaitan dengan Covid-19. Ini adalah masalah dengan sistem otomatis yang menghapus tautan-tautan ke situs web yang tidak benar, tapi juga menghapus banyak unggahan lain dengan cara yang salah," kata Rosen lebih lanjut.
Para pengguna Facebook berbagi screenshot dengan Reuters tentang notifikasi yang mereka terima dari artikel-artikel organisasi berita termasuk Axios dan The Atlantic, yang dinilai telah melanggar pedoman komunitas perusahaan.
Seorang pengguna mengatakan, menerima pesan dengan keterangan "link is not allowed" setelah mencoba mengunggah artikel Vox tentang virus Corona di profil Instagram miliknya.
Masalah tersebut muncul sehari setelah Facebook mengumumkan mengirim pulang semua pekerja kontrak untuk alasan kesehatan publik. Mereka sebelumnya bekerja meninjau konten untuk Facebook.
Facebook Mulai Hapus Iklan Masker dan Hoaks Virus Corona di Indonesia
Sebelumnya Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia, Ruben Hatari, menegaskan pihaknya sudah mulai melarang iklan masker dan obat yang diklaim dapat menangkal virus Corona. Langkah ini dilakukan untuk mencegah misinformasi dan hoaks mengenai virus corona.
"Kami sudah mulai melakukan itu secara bertahap di Indonesia. Mudah-mudahan bisa lebih agresif lagi," tutur Ruben saat ditemui dalam acara konferensi pers kerja sama PT Alita Praya Mitra (Alita) dan Facebook di kawasan Jakarta, Kamis (12/3/2020).
Selain itu, perusahaan juga akan terus mengimbau masyarakat untuk memberikan laporan, jika melihat iklan masker dan obat-obatan di layanannya. Ruben mengatakan belum bisa memerinci jumlah iklan terkait yang telah dihapus.
"Bisa dilaporkan kepada kami dan sesuai dengan kebijakan global, akan kami hapus konten-konten tersebut," kata Ruben.
Selain itu, perusahaan juga terus bekerja sama dengan pengecek fakta (fact checker) pihak ketiga di Indonesia yang terdiri dari sejumlah media, untuk menandai misinformasi di layanannya. Misinformasi mengenai virus Corona sendiri, kata Ruben, distribusinya akan diturunkan sebanyak 80 persen.
Selain itu, raksasa media sosial tersebut juga memberikan peluang kepada para pengguna untuk menandai konten-konten menyesatkan. Facebook pun menegaskan akan menghapus konten misinformasi yang melanggar standar komunitasnya.
"Tentu jika konten misinformasi itu melanggar standar komunitas, kami akan menghapusnya,"Â ujar Ruben.
(Din/Why)Â
Advertisement