Liputan6.com, Jakarta - Twitter tengah melakukan uji coba fitur baru untuk penggunanya beberapa hari lalu. Dengan fitur ini, pengguna dimungkinkan untuk mengatur siapa saja yang dapat membalas unggahannya di Twitter.
Dikutip dari Tech Crunch, Senin (25/5/2020), fitur ini diketahui pertama kali kehadirannya awal 2020. Namun baru bulan ini, Twitter akhirnya melakukan uji coba untuk sejumlah pengguna terpilih.
Nantinya, fitur ini akan dapat diakses melalui menu pengaturan saat pengguna ingin mencuitkan sesuatu. Setelah itu, pengguna akan ditampilkan menu "Who Can Reply?" dan memilih siapa saja yang dapat membalas cuitan tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Ada tiga opsi yang dipilih pengguna Twitter, yakni Everyone, People You Follow, dan Only People You Mention. Apabila pengguna sudah mengaktifkan fitur tersebut, fungsi reply tidak akan aktif apabila ada orang lain yang tidak memenuhi kriteria.
Kendati demikian, mereka masih dapat melihat, me-like, atau me-retweet kicauan tersebut. Hanya, mereka memang tidak bisa membalas langsung ke pembuat cuitan.
Untuk sekarang, fitur ini memang masih dalam tahap uji coba dan belum diketahui kapan akan rilis untuk publik. Meski belum pasti, Twitter menyebut dengan fitur ini, mereka ingin memberikan kesempatan lebih banyak bagi pengguna untuk mengontrol percakapan yang dibuatnya.
Twitter Bakal Tandai Twit Ngawur Soal Covid-19
Sebelumnya, Twitter telah mengumumkan cara baru untuk memberantas cuitan ngawur atau menyesatkan soal Covid-19. Kali ini, situs microblogging itu melakukannya dengan memanfaatkan fitur Labels.
Sebagai informasi, Labels pertama kali diperkenalkan pada awal tahun ini. Lewat fitur Labels, Twitter menandai kicauan berisi informasi yang dibuat-buat atau manipulatif, sehingga menimbulkan disinformasi dan dapat menyesatkan.
Kini fitur itu diperluas untuk kicauan yang membahas Covid-19. Jadi, seperti dikutip dari blog Twitter, Rabu (13/5/2020), twit berisi informasi menyesatkan soal Covid-19 akan ditandai dengan label khusus.
Label itu berisi tautan ke laman kurasi Twitter atau sumber tepercaya lainnya yang memiliki informasi mengenai isi kicauan tersebut.
Advertisement
Penerapan Fungsi Labels
Twitter membagi konten menyesatkan soal Covid-19 dalam tiga kategori, yakni misleading information, disputed claims, dan unverified claims. Tiap konten nantinya akan mendapatkan tindakan berbeda tergantung pada kategorinya.
Sebagai informasi, tindakan paling tegas diberikan untuk konten dengan kategori misleading information, sebab ia tidak hanya diberi label, tetapi juga dapat disingkirkan dari Twitter.
"Kami akan terus memperkenalkan pelabelan baru agar sesuai dengan konteks sejumlah klaim atau rumor yang belum terverifikasi," kata Public Policy Manager Twitter Nick Pickle dan Head of Site Integrity Twitter Yoel Roth.
Label juga berlaku untuk twit yang diunggah sebelum penerapan fitur ini. Upaya pendeteksian twit menyesatkan dilakukan Twitter dengan memantau proaktif konten yang berhubungan dengan Covid-19.
Selain itu, perusahaan juga bekerja sama dengan rekanan terpercaya untuk mengidentifikasi konten yang dapat berdampak juga di kehidupan offline.
(Dam/Why)