Liputan6.com, Jakarta - Twitter kembali menegaskan kembali komitmen perusahaan untuk mengatasi peredaran disinformasi dan hoaks yang beredar di platform media sosial mereka.
Salah satu alasan kenapa hoaks banyak beredar di media sosial, karena masih banyak warganet yang enggan membaca kembali atau mengecek ulang sebelum share artikel ke media sosial.
Karena hal tersebut, Twitter mengumumkan upaya terbaru mereka untuk memberantas hoaks dan disinformasi di platform mereka yang bernama Birdwatch.
Advertisement
Baca Juga
Ketimbang mengandalkan moderator atau algoritma untuk menandai berita palsu, Birdwatch akan beralih ke pubik dengan upaya mendeteksi postingan hoaks atau menyesatkan.
Dikutip dari blog Twitter, Selasa (26/1/2021), "Birdwatch memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi informasi di cuitan yang diyakini menyesatkan dan menulis catatan berisikan konteks informatif."
"Kami yakin pendekatan ini berpotensi mendapatkan respon yang lebih cepat ketika informasi hoak menyebar, menyertakan konteks yang lebih dipercaya dan dianggap berharga."
Informasi, Birdwatch saat ini masih dalam tahap pilot project untuk pengguna di Amerika Serikat yang digagas Twitter.
Â
Akan Libatkan Pengguna Twitter di Dunia
Rencana ke depannya, Twitter ingin catatan di twitt tersebut akan bisa dilihat langsung oleh penggunanya secara global, dibantu oleh kontributor yang luas dan beragam.
Saat ini, Twitter masih belum mengungkap kapan perusahaan akan secara resmi Birdwatch ini dapat diakses oleh penggunanya di seluruh dunia.
Â
Advertisement
Transparansi Data Birdwatch
Lebih lanjut, perusahaan juga menyebutkan seluruh data kontribusi pengguna di Birdwatch akan bisa diakses publik dan diunduh dalam bentuk file TVS.
Dengan cara ini, Twitter berhadap dapat membantu para ahli, peneliti, dan publik untuk menganalisa atau mengaudit Birdwatch.
Publik pun dapat membantu untuk membangun lebih cepat, efektif, dan mencari kelemahan Birdwatch.
(Ysl/Why)