Peneliti Kembangkan Metode Baru untuk Kurangi Kecurangan Siswa Saat Ujian Online

Era belajar online akibat pandemi Covid-19 menuntut adanya metode ujian online baru yang dapat mencegah kecurangan, terutama dalam bentuk kerja sama antarsiswa, secara efektif.

oleh M Hidayat diperbarui 03 Mar 2021, 18:30 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2021, 18:30 WIB
Ilustrasi e-learning, belajar online, belajar daring
Ilustrasi e-learning, belajar online, belajar daring. Kredit: Geralt via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Era belajar online akibat pandemi Covid-19 menuntut adanya metode ujian online baru yang dapat mencegah kecurangan, terutama dalam bentuk kerja sama antarsiswa, secara efektif.

Terdorong oleh hal itu, para peneliti dari Rensselaer Polytechnic Institute mengembangkan metode ujian online baru yang mereka sebut "ujian online jarak jauh".

Metode ini disebut dapat secara efektif mengurangi kemampuan siswa untuk saling membantu selama ujian guna mendapatkan skor lebih tinggi pada tes individu.

"Sering kali dalam ujian online jarak jauh, siswa dapat berbicara melalui sambungan telepon atau internet untuk mendiskusikan jawaban," kata Ge Wang, co-author di makalah yang terbit di npj Science of Learning tersebut dikutip dari Eurekalert, Rabu (3/3/2021).

Wang, yang juga merupakan profesor teknik biomedis di Rensselaer Polytechnic Institute, menyatakan gagasan utama dari metode mereka adalah meminimalkan meminimalkan peluang kerja sama antarsiswa "melalui pengoptimalan terpisah yang dibantu oleh pengetahuan tentang kompetensi siswa."

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Kerangka metode

Ketika tes online jarak jauh dilakukan, siswa menerima pertanyaan yang sama, tetapi pada waktu yang berbeda, tergantung pada tingkat keahlian mereka.

Misalnya, siswa dengan tingkat penguasaan tertinggi menerima setiap pertanyaan setelah kelompok siswa lain telah menjawab pertanyaan itu. Pendekatan ini, menurut Wang, mengurangi kemungkinkan siswa untuk menerima bantuan dari mereka yang lebih menguasai materi.

Guna menentukan urutan pertanyaan setiap siswa, tingkat kompetensi mereka diperkirakan menggunakan nilai rata-rata, skor SAT, atau nilai tengah semester, dan lainnya.

 

Hasil

Berdasarkan uji statistik dan survei pascaujian, metode ini terbukti mengurangi poin yang diperoleh melalui kerja sama antarsiswa berdasarkan urutan besarnya, bila dibandingkan dengan metode ujian konvensional.

Sebagai manfaat tambahan, kata Wang, ketika siswa tahu kerja sama tidak akan mungkin terjadi, mereka lebih termotivasi untuk mempelajari materi kelas. Wang dan rekannya berharap dapat berbagi inovasi pedagogis ini di luar kampus Rensselaer.

"Kami berencana mengembangkan platform yang baik sehingga orang lain dapat dengan mudah menggunakan metode ini," tutur Wang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya