Ada 51 Persen Orangtua Khawatir dengan Aktivitas Online Anak di Masa Pandemi

Google menemukan bahwa meningkatnya aktivitas online anak ternyata membuat orangtua lebih khawatir.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 03 Mar 2021, 17:52 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2021, 17:52 WIB
Ilustrasi anak-anak beraktivitas di dunia maya/di internet
Ilustrasi anak-anak beraktivitas di dunia maya/di internet. Kredit: Marc Thele via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - 2020 tidak dimungkiri menjadi salah satu tahun paling menantang bagi orangtua dalam mengasuh anak. Sebab dengan pembatasan aktivitas fisik, aktivitas online pun menjadi pilihan yang paling mungkin dilakukan.

Salah satu aktivitas online yang kini banyak dilakukan anak-anak adalah bersekolah. Meski memudahkan, banyak orangtua ternyata khawatir dengan aktivitas online anak yang meningkat.

Hal itu diketahui dari survei terbaru dari Google. Menurut Trust and Safety Google Asia Pacific, Aldrich Christopher, survei Google menemukan ada 51 persen orangtua  khawatir mengenai keamanan aktivitas online anaknya.

"Dengan anak-anak kini belajar dari rumah, 51 persen orangtua ternyata lebih khawatir tentang keamanan anak selama belajar online," tuturnya saat wawancara dengan Liputan6.com, Rabu (3/3/2021).

Dalam survei tersebut, Aldrich menuturkan, Google juga menemukan ada tiga hal yang menjadi kekhawatiran terbesar orangtua dalam aktivitas online anak-anaknya.

"Kekhawatiran itu terkait keamanan informasi anak, anak-anak yang menerima perhatian dari orang tidak dikenal, dan anak-anak menerima konten yang tidak pantas," tuturnya menjelaskan.

Lalu berdasarkan survei ini, Google pun meluncurkan program Keluarga Tangkas Berinternet. Google bekerja sama dengan sejumlah kementerian termasuk Yayasan Sejiwa dalam menggelar program ini.

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Program Keluarga Tangkas Berinternet

Saat Anak Bermain Internet, Ini yang Harus Dilakukan Ortu
Sebaiknya orang tua mendampingi agar tetap dapat menjalin komunikasi dengan anak mengenai apa yang bisa mereka akses dan tidak.

Sesuai namanya, program ini ditujukan untuk membantu mengedukasi keluarga, baik orang tua maupun anak-anak, serta tenaga pengajar agar dapat mengakses internet secara aman dan nyaman.

"Kami telah meluncurkan situs Keluarga Tangkas Berinternet dan dapat diakses di laman g.co/tangkasberinternet," tutur Aldrich menuturkan.

Dalam situs ini, orangtua dapat melihat beragam informasi yang dapat membantu mereka dalam mendampingi anak-anak saat beraktivitas online.

Ada lima kategori yang dihadirkan Google dalam program ini, yakni cerdas berinternet, cermat berinternet, tangguh berinternet, bijak berinternet, dan berani internet.

Nantinya, Google juga akan menggelar webinar terkait topik-topik tersebut. Jadi, orangtua yang tertarik dapat menyaksikan pembahasan dari tiap topik tersebut di akun YouTube Google Indonesia.

Layanan Google untuk Lindungi Keamanan Aktivitas Online Anak

Dalam kesempatan tersebut, Aldrich juga sempat mengungkap sejumlah layanan Google yang dapat dimanfaatkan orangtua untuk menjamin keamanan anaknya saat beraktivitas online.

"Salah satunya adalah aplikasi Family Link, yang dapat dimanfaatkan orangtua untuk membatasi waktu anak-anak menggunakan perangkatnya, menyaring konten atau aplikasi yang dapat digunakan anak-anak, hingga lokasi perangkat anak," ujarnya melanjutkan.

Selain itu, ada pula aplikasi YouTube Kids. Sesuai namanya, aplikasi ini merupakan YouTube yang dibuat untuk menampilkan konten-konten ramah anak.

Terakhir, Aldrich menuturkan, orangtua dapat pula memanfaatkan fitur Safe Search di Google Search.

Dengan fitur ini, orangtua dapat melakukan pembatasan pencarian terkait informasi yang dicari anak, seperti informasi bernada seksual atau kekerasan.

(Dam/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya