Protokol J3K Gojek Dinilai Paling Lengkap dari Layanan Serupa di 10 Negara Lain

Hasil tersebut atas penelitian yang dilakukan oleh School Business and Management, Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB) yang dijalankan pada November hingga Desember 2020.

oleh Arief Rahman H diperbarui 16 Mar 2021, 17:33 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2021, 17:30 WIB
Tekan Penyebaran Covid-19 Gojek dan Dishub Bagikan Masker Gratis
Mitra Gojek saat diukur suhu tubuh pada aksi J3K (Jaga Kesehatan-Jaga Kebersihan-Jaga Keamanan) dalam rangka Hari Perhubungan Nasional di Kota Depok, Jawa Barat, Jumat (18/8/2020). (Liputan6.com/HO/Ading)

Liputan6.com, Jakarta - Protokol kesehatan yang dikampanyekan Gojek, Jaga Kesehatan, Kebersihan, dan Keamanan (J3K) disebut memiliki standar paling tinggi diantara layanan serupa di 10 negara lain.

Hasil penelitian didapat melalui riset yang dilakukan oleh School Business and Management, Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB) pada November hingga Desember 2020.

Berdasarkan hasil penelitian, Gojek lebih ketat dalam menyediakan layanan, seperti kewajiban mengenakan masker, disinfeksi kendaraan, ukur suhu pengemudi, imbauan helm sendiri, kantung penutup kepala, hand sanitizer hingga sekat pemisah.

“Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon masyarakat terhadap J3K Gojek. Kepercayaan masyarakat terhadap J3K, Pola Mobilitas masyarakat selama PSBB dan AKB,” kata Director of Center for Policy and Public Management, SBM-ITB, Yudo Anggoro, dalam siaran pers secara virtual, Selasa (16/3/2021).

"Tak hanya itu, data ini juga bisa menjadi metode penelitian, benchmark studi literatur, survei, analisis big data, analisis sentimen, dan aturan pemerintah."

Hasil survei tersebut menyebut, pengguna layanan Gojek memiliki persepsi positif terhadap pelayanan Gojek. Hal ini kemudian menciptakan pemahaman dan sosialisasi, penerapan J3K ini memberikan sentimen positif di media sosial.

“Pengguna memiliki apresiasi positif jika pengemudi Gojek mematuhi protokol kesehatan, sehingga penting untuk memastikan mitra driver menerapkannya,” pungkas Yudo.

 

 

Aplikasi Serupa Lainnya

Sementara untuk aplikasi serupa, seperti Dego (Malaysia), Be (Vietnam), Angkas (Filipina), dan Bykes (Paskistan), hanya melakukan penggunaan masker oleh pengemudi.

Sedangkan, Pathao, Ubermoto, Obhai di Bangladesh menerapkan penggunaan masker oleh pengemudi, konfirmasi silang pengemudi dan penumpang.

Lalu, Gokada, Max, SafeBoda di Nigeria, Uganda dan Kenya hanya menerapkan penggunaan helm sendiri dan penyediaan hand sanitizer.

Gojek

Disamping itu, layanan Lyff di Inggris menerapkan penggunaan masker dan partisi pada kendaraan. Dan terakhir, Uber di Amerika Serikat menerapkan penggunaan masker oleh pengemudi.

Selain itu, dalam penelitian ini juga dilakukan survei terhadap 554 pengguna layanan Gojek. Aspek yang diteliti yakni layanan GoRide, GoCar, GoSend, GoFood, dan GoPay.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya