Bukalapak: Fintech Indonesia Berpeluang Tumbuh di 2021

Bukalapak memprediksi fintech di Indonesia berpeluang untuk tumbuh di 2021 sehingga masyarakat diharapkan memanfaatkan peluang ini untuk berinvestasi.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 24 Mar 2021, 09:00 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2021, 09:00 WIB
Bukalapak
Pembukaan kantor research and development di Surabaya (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Bukalapak melalui Buka Investasi Bersama (BIB) mengajak masyarakat untuk menerapkan strategi dan langkah tepat untuk investasi. Pasalnya tahun 2021 diprediksi menjadi Bullish Year atau tren penguatan tingkat ekonomi yang didorong dari berbagai faktor.

Meski ketidakpastian karena pandemi masih melingkupi pasar modal, beberapa indikator market menunjukkan potensi bullish. Antara lain adalah perbaikan GDP, penurunan suku bunga, dan penerapan vaksinasi Covid-19.

Kenaikan penetrasi digital dan pertumbuhan masyarakat kelas menengah di Indonesia memperlihatkan sinyal positif dan peluang, khususnya bagi pelaku industri keuangan. Bukalapak pun optimistis terhadap iklim investasi tahun ini.

CEO PT Buka Investasi Bersama, Teddy Oetomo, mengatakan, pelaku industri fintech, terutama di bidang investasi diharapkan dapat memanfaatkan situasi ini.

"Kami melihat ini sebagai sebuah peluang yang terus berkembang dan berinovasi dalam memberikan solusi finansial secara online, khususnya dalam memberikan akses kepada underserved segment melalui layanan keuangan yang kami tawarkan," kata Teddy, dikutip dari keterangan Bukalapak, Rabu (24/3/2021).

Serupa, Direktur Pengembangan Bisnis PT Buka Investasi Bersama, Angganata Sebastian, mengungkap, pertumbuhan perusahaan fintech terutama bidang investasi memperlihatkan peluang besar yang bisa diraih industri fintech. Hal ini pun akan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berinvestasi.

"Selain reksadana dan emas, pasar saham dan aset kripto diperkirakan akan semakin menarik di tahun ini. Jumlah investor saham sudah bertambah 20 persen, pasar kripto juga sudah mencapai 0,8 persen populasi di Indonesia (2 juta orang). Diperkirakan pada 2025 jumlah pelaku investasi kripto menyentuh 28 juta orang atau 10 persen dari populasi Indonesia," kata Angganata.

Dukungan Pemerintah

Logo Bukalapak
Logo Bukalapak

Menurutnya, peluang besar di bisnis fintech kian terbuka lebar berkat dukungan pemerintah terhadap pertumbuhan fintech di Indonesia.

Buka Investasi Bersama melihat potensi masyarakat untuk meninggalkan keraguan dalam berinvestasi.

"Jangan takut untuk berinvestasi dan jangan ragu mulai sedini mungkin. Terutama di tengah berkembangnya fitur layanan investasi yang makin memudahkan kita untuk memilih produk investasi yang sesuai dengan profil risiko kebutuhan kita," kata COO PT Buka Investasi Bersama Dhinda Arisyiya.

Buka Investasi Bersama sendiri baru saja meresmikan kemitraan dengan PT Ashmore Asset Management Indonesia pada Desember 2020.

Tujuan keduanya adalah membangun inklusi finansial di Indonesia melalui produk-produk investasi yang kompetitif dengan memanfaatkan teknologi dan infrastruktur Bukalapak.

Bakal Rilis Fitur Inovatif Lainnya

Untuk terus menjangkau kebutuhan investasi tiap lapisan masyarakat, BIB akan mendalami kemungkinan untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan sesama e-commerce.

BIB juga siap menghadirkan berbagai fitur agar investor terus merasakan pengalaman investasi yang mudah dan aman.

Bukalapak merupakan e-commerce pertama di Indonesia yang memiliki perusahaan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD). Bukalapak melalui BIB juga menawarkan produk Reksadana bagi semua investor termasuk pemula di BukaReksa.

Bukalapak menjamin, seluruh produk investasi di BIB pun terpercaya dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

(Tin/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya