Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan mencatat jumlah investor kripto mencapai 6,5 juta per Mei 2021, dengan total transaksi Rp 370 triliun. Angka ini lebih tinggi dari investor pasar modal yang berada di kisaran 4,5 juta per Februari 2021, menurut data BEI.
Dengan meningkatnya minat investor terhadap aset kripto di Indonesia, platform perdagangan kripto Luno, berfokus untuk meningkatkan literasi dan edukasi seputar kripto.
Aplikasi yang sudah terdaftar di BAPPEBTI (Badan Pengatur Perdagangan Berjangka Komoditi) ini juga merancang layanannya dengan UI/UX terbaik agar setiap pengguna, termasuk masyarakat yang masih awam terhadap kripto, bisa menavigasi platform dengan mudah.
Advertisement
Baca Juga
Namun, dengan makin tingginya volume serta minat terhadap perdagangan kripto, menurut catatan Luno, banyak investor yang hanya memasuki pasar dengan mindset ikut-ikutan atau hanya karena efek 'fear of missing out (FOMO)'.
"Mereka kurang memahami volatilitas pasar, tren permintaan kripto, serta ketidakpastian kondisi perdagangan, sehingga rawan membuat keputusan yang salah. Ini menunjukkan adanya fenomena kesenjangan edukasi terhadap aset Kripto," ungkap perusahaan melalui keterangannya, Rabu (18/8/2021).
Inilah mengapa Luno punya misi untuk menanamkan pengetahuan fundamental yang baik kepada para investor kripto, terutama di Indonesia yang baru-baru ini menjadi pasar kedua terbesar Luno semenjak meroketnya jumlah investor aset kripto.
Pada awal 2021, perusahaan meluncurkan program edukasi Luno Academy agar setiap orang bisa mempelajari tentang aset kripto dengan mudah, melalui website dan aplikasi.
Keuntungan Aset Kripto
Country Manager Luno Indonesia, Jay Jayawijayaningtiyas menilai kripto dapat membantu investor membangun portofolio, terutama untuk investasi jangka panjang.
"Kita bisa melihat daya tarik kripto sangat tinggi dalam beberapa bulan terakhir, dan kami yakin banyak orang Indonesia yang tertarik untuk mendapatkan profit dari perdagangan ini," ujar Jay.
Dalam hal keuntungan, kata Jay, aset kripto memberikan pilihan yang lebih fleksibel bagi pelanggan. Teknologi yang terdesentralisasi, serta transparansi yang tinggi mempermudah setiap investor untuk membeli, menjual, menyimpan, dan memperdagangkan kripto kapan saja dan dimana saja, dibandingkan aset investasi lainnya.
Â
Advertisement
Hapus Stigma Negatif
Jay menambahkan perusahaan ingin menghapus stigma di masyarakat yang memandang bahwa perdagangan kripto rumit dan hanya bisa dilakukan investor tingkat lanjut.
"Untuk itu, strategi kami adalah dengan memperbanyak konten pendidikan yang simpel, mudah dipahami, dan gratis, baik di media sosial, acara virtual dan offline, serta aplikasi dan website Luno," ucapnya.
Ia juga menegaskan perusahaan ingin bisa membantu investor baru agar bisa memahami fundamental investasi kripto hanya dalam waktu kurang dari satu jam.
Tren Kripto di Dunia
Tidak hanya di Indonesia, minat yang melonjak tajam terhadap aset kripto juga terjadi di berbagai belahan dunia.
Pada Maret 2021, rata-rata volume perdagangan untuk semua aset kripto di dunia mencapai US$ 109 miliar per hari, dengan Bitcoin menduduki posisi pertama kripto yang paling laris di pasaran (59,5 persen).
Diperkirakan bahwa jumlah total pemilik dompet blockchain untuk pembelian kripto di seluruh dunia mencapai 75 juta orang, menurut data Statista di akhir Juli 2021.
Advertisement