4 Tips bagi Pendiri Startup Pemula untuk Bangun dan Kembangkan Produk

Menurut para pembicara di ajang Indonesia Digital Tribe, ada empat (4) hal yang para pendiri startup perlu pertimbangkan agar startup mereka bisa bertahan di pasar dan bahkan meraih pendanaan.

oleh M Hidayat diperbarui 15 Feb 2022, 07:00 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2022, 07:00 WIB
Ilustrasi Startup
Ilustrasi Startup. Kredit: StartupStockPhotos via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Sesi kick off ajang Indonesia Digital Tribe yang digelar pada Senin (7/2/2022) pekan lalu membahas beberapa permasalahan penting dalam membangun dan mengembangkan startup.

Salah satunya adalah bagaimana founder atau pendiri startup harus memiliki pengetahuan akan kebutuhan pengguna mereka. Menurut para pembicara di ajang kick off tersebut, ada empat (4) hal yang para pendiri startup perlu pertimbangkan agar startup mereka bisa bertahan di pasar dan bahkan meraih pendanaan.

Pentingnya Storytelling

Eddi Danusaputro, CEO di Mandiri Capital, mengatakan bahwa semua founders harus memiliki kemampuan bercerita (storytelling) mumpuni.

"Startup yang bagus itu biasanya problemnya besar, tapi di sisi lain para founders harus mulai dari problems dengan yang kalian pahami. Biasanya startup yang bagus itu berawal dari pengalaman pribadi. Personal story itu penting untuk menjadi sebuah permulaan," ujar Eddi dikutip dari rilis pers pada Selasa (15/2/2022).

Eddi juga menekankan bahwa selain kemampuan storytelling, hal yang tak kalah penting lainnya adalah bisa membuat produk dari story yang diungkapkan tersebut.

"[Apa] alasan mengapa membuat sebuah startup, lalu story tersebut diceritakan dengan bahasa yang baik dan tepat ke customer yang berbeda-beda," tutur Eddi.

Riset produk dan pengguna

Selain Indonesia Digital Tribe, ada sejumlah cara lainnya untuk belajar dan mendapat pengetahuan tentang bagaimana memulai bisnis, termasuk di internet.

"Pandemi membuat acara online lebih banyak, dan anak muda harus pintar mencari [informasi]. Mulailah dari hal sesimple follow akun instagram Venture Capital untuk tahu tips dan trik. Jangan datang ke investor membawa ide [startup] yang masih mentah," kata Eddi lebih lanjut.

 

Fokus pada masalah, bukan solusi

Dok: Indonesia Digital Tribe
Dok: Indonesia Digital Tribe

Selanjutnya, Pathya Madhyastha Budhiputra, Senior Innovator Telkom & Corporate Innovation Enthusiast memaparkan pentingnya ajang seperti hackathon dalam pengembangan sebuah startup. Di ajang seperti ini, berlangsung simulasi bagaimana sebuah startup melakukan validasi dari sisi produk dan pengguna.

"Ketika kita sudah punya ide, ada bias yang terjadi. Kebanyakan Inovator merasa idenya keren, tapi lupa bahwa yang dibutuhkan bukan hanya solusi," ujar Pathya.

Dia pun berpesan bahwa saat melakukan validasi pengguna, founders harus agak mengesampingkan idenya dam lebih berfokus pada masalah apa yang ingin dipecahkan yang mungkin dialami pengguna.

"Luruskan niat saat melakukan customer validation jangan memaksakan sebuah permasalahan untuk menghadirkan solusi," tutur Pathya.

Di IDT, misalnya, diterapkan pendekatan Problem-Solving Interview untuk melakukan validasi.

 

Berinovasi untuk mengikuti kebutuhan terkini

Founder di Narasi dan Head Mentor di Indonesia Digital Tribe, Najwa Shihab menyatakan bahwa melalui hackathon, para peserta akan diajak berpikir dan mempertanyakan apa yang membuat beberapa produk digital berhasil dan sebagian produk lainnya gagal.

Najwa menyebut, para peserta harus mengamati kebutuhan pengguna secara tepat, sehingga riset pengguna berperan penting dalma hal ini.

"Seperti tiap Child Brand dan program di Narasi hadir berdasarkan analisis kebutuhan yang belum terisi. Sekali lagi kuncinya adalah menyadari kebutuhan baru akan membuat kita tidak pernah lelah berinovasi," tutur Najwa.

 

Tentang Indonesia Digital Tribe

Indonesia Digital Tribe merupakan inisiatif dari Kementerian BUMN melalui Bank Rakyat Indonesia (BRI), Telkom Indonesia, Bank Mandiri, bersama Kemendikbud Ristek, IDTRI dan Narasi.

Program ini digagas untuk mendorong hadirnya soonicorn dan unicorn baru di berbagai sektor seperti Edutech, Fisheries, Healtech, Ecommerce, Agritech, Fintech, Logistik dan Social Impact. Indonesia Digital Tribe diharap bisa menjadi turbo bagi mesin pertumbuhan ekonomi digital bangsa.

Hingga hari terakhir registrasi pada 19 Januari 2022, Indonesia Digital Tribe telah menarik lebih dari 18.934 orang pendaftar dan 1.463 ide inovatif, termasuk ide dari peserta di Indonesia Timur dan serta peserta dengan disabilitas.

Setelah fase hackathon terakhir, para peserta akan memasuki fase showcase, Puncak acara yang berisi pitching day dan perkenalan prototipe dan dihadiri oleh Human Capital dan CVC BUMN.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya