Liputan6.com, Jakarta - Samsung kembali menjadi pemimpin pasar pengiriman smartphone global pada kuartal pertama (Q1) tahun 2022, diikuti Apple di posisi kedua. Hal ini dilaporkan dalam laporan terbaru firma riset Canalys.
Dalam laporannya, Canalys mencatat terjadi penurunan pada pengiriman ponsel global yang mencapai 311,2 juta unit di Q1 2022. Jumlah ini merosot 11 persen year-on-year (YoY).
Baca Juga
Mengutip laman Canalys, Sabtu (30/4/2022), secara khusus Samsung berhasil mengirimkan 73,7 juta unit ponsel di Q1 2022, meski ini turun 4 persen dibandingkan tahun lalu.
Advertisement
Sementara Apple, gabungkan permintaan yang tinggi untuk seri iPhone 13 dan iPhone SE terbaru, menghasilkan pertumbuhan yang solid sebesar 8 persen dengan 56,5 juta unit dikirimkan.
Vendor lain seperti Xiaomi, Oppo, dan Vivo melengkapi lima besar di daftar Canalys.
Secara berurutan dari posisi pertama sampai kelima pengiriman tertinggi smartphone pada Q1 2022 adalah: Samsung (24 persen), Apple (18 persen), Xiaomi (13 persen), Oppo (9 persen), dan Vivo (8 persen).
Sebagai perbandingan, di Q1 2021 urutannya adalah: Samsung (22 persen), Apple (15 persen), Xiaomi (14 persen), Oppo (11 persen), dan Vivo (10 persen).
Mengutip GSM Arena, posisi teratas berhasil diambil alih oleh Samsung dengan penjualan yang kuat dari seri flagship-nya Galaxy S22 dan seri Galaxy A.
Analis Canalys Toby Zhu menyebutkan, pasar Tiongkok menjadi penyebab hampir separuh penurunan pengiriman smartphone di seluruh dunia, terutama karena pelemahan yang terjadi secara musiman.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Berbagai Faktor Berdampak ke Pengiriman Smartphone
"Vendor besar mengalami penurunan berurutan, kecuali Honor, yang menempati posisi pertama di Tiongkok untuk pertama kalinya sejak keluar dari Huawei 18 bulan yang lalu," kata Zhu.
Namun menurut Zhu, kebijakan pengendalian pandemi yang ketat telah mengakibatkan lockdown di Tiongkok, dan membayangi pasar konsumen dalam jangka pendek.
"Selain itu, gangguan dalam produksi komponen dan logistik akan memengaruhi sebagian besar pengiriman Q2 vendor, baik di China daratan maupun di seluruh dunia," ujarnya.
Runar Bjørhovde, analis riset Canalys menyebutkan, Amerika Utara adalah satu-satunya wilayah yang mencatatkan pertumbuhan pada kuartal satu 2022, dan menunjukkan kekuatan pasar konsumen.
Bjørhovde menambahkan, vendor akan menguji kemampuan mereka dalam tiga hingga enam bulan ke depan, untuk menavigasi lingkungan makro yang menantang.
"Inflasi, perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung, pembatasan COVID-19, dan gangguan pasokan akan memengaruhi semua tingkat operasi dan perencanaan," kata Bjørhovde.
"Meskipun proyeksi jangka pendek dipenuhi dengan ketidakpastian regional, kekurangan komponen mulai berkurang, yang mengurangi beberapa tekanan biaya," imbuhnya.
Menurut Bjørhovde, vendor terkemuka akan memanfaatkan waktu ini untuk memperkuat relasi dengan mitra rantai pasokan dan produk inti, serta kemampuan salurannya menangkap permintaan yang meningkat di paruh kedua 2022.
Advertisement
Tren Ponsel Layar Lipat Berpotensi Bangkit
Tren smartphone layar lipat berpotensi bangkit kembali di masa depan, dengan vendor-vendor yang saat ini perlahan mulai meluncurkan smartphone dengan desain foldable.
Studi yang dilakukan Canalys dan dirilis pada Februari lalu memperkirakan, pengiriman smartphone lipat akan melebihi 30 juta di tahun 2024, seperti dikutip dari laman resminya, Jumat (11/3/2022).
Menurut perkiraan Canalys, segmen ini diperkirakan tumbuh dengan compound annual growth rate sebesar 122 persen antara tahun pertama peluncurkan smartphone lipat pertama di 2019, dan 2024.
Firma riset teknologi ini menyebutkan, pada 2021 pengiriman smartphone lipat mencapai 8,9 juta, yang didorong oleh penjualan HP lipat dari Samsung.
Selain itu, segmen ponsel lipat juga bertumbuh 148 persen year-on-year meskipun harganya masih tinggi, di saat pasar ponsel keseluruhan hanya tumbuh tujuh persen.
"Katalis utama untuk foldable smartphone adalah penggunaan perangkat layar besar yang berkembang pesat selama pandemi," kata Runar Bjørhovde, Research Analyst di Canalys.
Pengalaman yang Lebih Baik
Bjørhovde mengatakan, konsumen terus mencari pengalaman yang lebih baik di perangkat seluler mereka sehari-hari. Menurutnya, ini membuat standar menjadi lebih tinggi karena pengalaman produktivitas dan hiburan di layar besar.
"Saat dunia terus dibuka kembali, membawa peluang baru bagi vendor smartphone untuk menyediakan produk seperti smartphone yang dapat dilipat yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen," kata Bjørhovde.
Toby Zhu, Analis di Canalys juga mengatakan, faktor bentuk yang bisa dilipat menghadirkan diferensiasi penting bagi vendor, untuk merangsang penjualan smartphone.
Menurut Zhu, ponsel lipat sangat menarik bagi pengguna awal dan pengguna kelas atas. "Vendor Android berada di bawah tekanan besar di segmen premium," ujarnya.
"Karena pengiriman smartphone senilai lebih dari US$ 800 telah turun 18 persen di bawah level 2019 sementara pengiriman iOS tumbuh 68 persen pada waktu yang sama," Zhu menambahkan.
Maka dari itu, menurut Zhu, Google dan vendor perangkat Android harus melipat gandakan investasi mereka di perangkat keras yang berbeda dan pengalaman pengguna yang canggih, supaya tetap bisa menarik konsumen kelas atas.
(Dio/Ysl)
Advertisement