Hacker Bjorka Akui Pemerintah Indonesia Telah Tutup Akun Twitter dan Channel Telegram Miliknya

Akun Twitter milik hacker Bjorka @bjorkanism telah hilang dari platform, begitu juga dengan channel atau saluran Telegram miliknya dengan nama Bjorkanism.

oleh Iskandar diperbarui 12 Sep 2022, 09:25 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2022, 09:19 WIB
Hacker
Ilustrasi (Sumber : beliefnet.com

Liputan6.com, Jakarta - Akun Twitter milik hacker Bjorka @bjorkanism telah hilang dari platform, begitu juga dengan channel atau saluran Telegram miliknya dengan nama Bjorkanism.

Saat Tekno Liputan6.com melakukan pencarian akun Twitter @bjorkanism, yang ditampilkan hanyalah laman bertulisan "Account Suspended" atau "Akun Ditangguhkan" karena akun ini dianggap telah melanggar aturan.

Sementara channel Telegram-nya memunculkan keterangan "Channel is inaccesible" atau "Saluran tidak dapat diakses".

Terkait hal ini hacker Bjorka mengakui kalau akun Twitter dan saluran Telegram miliknya telah dihapus pemerintah Indonesia.

"Ya pemerintah indonesia baru saja menutup akun Twitter saya dan saluran saya sebelumnya di Telegram. Tapi ini tidak akan berhenti," tulis Bjorka di saluran Telegram private-nya yang terbaru, dikutip Senin (12/9/2022).

"Saya membuktikan bahwa pemerintah indonesia dapat meminta platform apa pun untuk mengikuti keinginan mereka, meskipun saya tidak melanggar aturan apa pun di Twitter karena semua doxing dibagikan di Telegram," sambungnya.

Bjorka pun mengaku saat ini belum memiliki akun Twitter baru, dan mengatakan telah bersiap untuk membocorkan data Pertamina.

"Saya masih belum memiliki akun Twitter saat ini. masih bersiap membocorkan Pertamina," ungkapnya.

Akun Twitter Hacker Bjorka Kena Suspend

Ilustrasi Hacker
Ilustrasi Hacker (Photo created by jcomp on Freepik)

Hacker Bjorka yang membocorkan data pelanggan Indihome, KPU, nomor HP Indonesia, hingga dokumen rahasia Presiden RI ini telah menuai perhatian warganet.

Lewat akun Twitter-nya yang baru dibuat pada 9 September lalu, @bjorkanism sudah mengantongi lebih dari 135 ribu followers.

Meski baru dibuat, ternyata akun Twitter Bjorka tidak berumur lama karena hingga tulisan ini di publish akun tersebut sudah hilang dari platform.

Saat Liputan6.com melakukan pencarian akun @bjorkanism, yang ditampilkan hanyalah laman bertulisan "Account Suspended" atau "Akun Ditangguhkan" karena akun ini telah melanggar aturan.

<p>Akun Twitter Bjorka di suspend. (Doc: Liputan6.com)</p>

Sebelum ditangguhkan, Bjorka sempat membagikan informasi data atau doxing pejabat tinggi lainnya, seperti Dirjen Aptika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan, Ketua DPR Puan Maharani, hingga Menteri BUMN Erick Thohir.

Selain itu, Bjorka juga mencutikan,"@Twitter saya bertindak dengan baik dan tidak melanggar aturan apa pun. Namun juga nanti kamu masih menonaktifkan akun saya karena dari pemerintah Indonesia, kamu harus malu.!"

Sontak, hilangnya akun Bjorka dari Twitter langusung menyulut berbagai reaksi dari warganet. Berikut ini adalah beberapa cuitan mereka.

Bjorka Bongkar Motif Serang Indonesia

<p>Daftar sample dokumen rahasia Jokowi yang dibagikan oleh hacker Bjorka. (Doc: Breached Forum)</p>

Belakangan ini dunia internet Indonesia sedang diramaikan oleh aksi yang dilakukan oleh hacker Bjorka, dengan membocorkan informasi pelanggan Indihome, KPU, nomor HP Indonesia hingga dokumen rahasia Presiden RI.

Aksinya membocorkan data atau informasi ini tentunya memicu beragam reaksi, ada yang pro dan tentunya ada juga yang kontra.

Terlepas dari hal tersebut, warganet penasaran apa yang menjadi alasan atau motif Bjorka bersikukuh menyerang data pemerintah.

Ternyata sang hacker pun langsung menjawab rasa penasaran kebanyakan warganet. Lewat akun Twitter-nya, Bjorka bongkar motif menyerang pemerintah karena orang terdekatnya menjadi korban kebijakan Orde Baru pasca 1965.

Perlu dicatat, informasi yang kamu baca di bawah ini belum dapat dikonfirmasi, apakah ini kisah sebenarnya atau hanya sebatas karangan sang hacker?

Mengutip akun Twitter-nya, dia mengatakan aksi peretasan yang dilakukan adalah sebagai bentuk demonstrasi di era yang baru.

"Pemimpin tertinggi dalam teknologi harusnya ditugaskan kepada seseorang yang mengerti, bukan politis dan bukan seseorang dari angkatan bersejata. Karena mereka hanyalah orang bodoh," tulisnya.

Lebih lanjut, dia bercerita tentang betapa mudah bagi dirinya untuk menjebol sistem keamanan yang dikeloloa pemerintah Indonesia.

Bjorka menyebutkan, aksi peretasan ini dilakukan sebagai bentuk dedikasi untuk kawannya yang berkebangsaan Indonesia di Warsawa, Polandia.

 

Diasuh oleh Korban Kebijakan 1965?

Ilustrasi hacker. Clint Patterson/Unsplash
Ilustrasi hacker. Clint Patterson/Unsplash

"Saya punya teman orang Indonesia yang baik di Warsawa, dan dia bercerita banyak tentang betapa kacaunya Indonesia. Aku melakukan ini untuknya."

"Ya, jangan repot-repot melacak dia dari kementerian luar negeri. Karena Anda tidak akan menemukan apa pun. Dia tidak lagi diakui sebagai WNI karena kebijakan tahun 1965," kata Bjorka.

Dia menambahkan, temannya tersebut adalah kakek tua yang sangat cerdas dan mengurus dirinya sejak dia lahir.

"Tahun lalu dia meninggal. Orang tua ini telah merawat saya sejak saya lahir, dan ingin pulang ke Indonesia untuk memberikan sumbangsih terhadap dunia teknologi. Walau dia tahu betapa sedihnya untuk dapat menjadi seseorang seperti BJ Habibie."

Sayangnya hal tersebut tidak terwujud hingga akhir hayatnya tahun lalu. "Dia tidak punya waktu untuk melakukannya sampai akhirnya meninggal dengan damai," ujar Bjorka.

"Tampaknya rumit untuk melanjutkan mimpinya dengan cara yang benar, jadi saya lebih suka melakukannya dengan cara ini. Kita memiliki tujuan yang sama, agar negara tempat ia dilahirkan bisa berubah menjadi lebih baik. Senang bertemu kalian," cuitnya.

(Ysl/Isk)

Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)

Beragam Model Kejahatan Siber
Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya