Arkeolog Pakai AI untuk Terjemahkan Aksara Paku dari 2.500 Tahun Sebelum Masehi

Arkeolog menggunakan AI atau kecerdasan buatan untuk menerjemahkan aksara paku kuno dari 2.500 tahun Sebelum Masehi dengan tingkat akurasi tinggi.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 26 Jun 2023, 13:00 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2023, 13:00 WIB
Aksara Paku dari bahasa Akkadia diterjemahkan menggunakan program AI
Aksara Paku dari bahasa Akkadia diterjemahkan menggunakan program AI. (Foto: Mbzt - CC BY 3.0)

 

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah tim arkeolog dan ilmuwan komputer membesut program kecerdasan buatan atau AI yang bisa menerjemahkan tablet dengan aksara Paku kuno atau cuneiform. Aksara paku kuno ini diterjemahkan menggunakan translasi neural machine learning.

Mengutip Heritage Daily, Senin (26/6/2023), dalam sebuah makalah yang dipublikasikan dalam jurnal PNAS Nexus dari Oxford University Press, para peneliti mengaplikasikan program kecerdasan buatan AI untuk menerjemahkan tulisan Akkadian.

Uniknya, proses penerjemahan menggunakan AI ini memiliki tingkat akurasi yang tinggi.

Sekadar informasi, Akkadian merupakan bahasa kuno Semit Timur yang pernah jadi bahasa lisan masyarakat di berbagai wilayah Mesopotamia kuno, termasuk di dalamnya Akkad, Assyiria, Isin, Larsa, Babylonia, hingga Dilmun.

Menurut informasi, aksara Paku kuno ini diawetkan dalam tablet tanah liat yang berasal dari tahun 2.500 sebelum Masehi. Aksara kuno ini ditulis menggunakan benda berujung runcing.

Manuskrip yang diterjemahkan dengan AI tersebut ditengarai diadopsi dari bangsa Sumeria menggunakan simbol berbentuk paku yang ditekankan di tanah liat basah.

"Ratusan ribu tablet tanah liat yang ditorehkan dalam tulisan paku mendokumentasikan sejarah politik, sosial, ekonomi dan ilmiah Mesopotamia kuno. Namun, sebagian besar dokumen ini tetap tidak diterjemahkan dan tidak bisa diakses karena jumlahnya yang banyak, sementara ahli yang bisa membacanya sangat terbatas," demikian menurut para peneliti.

Program AI Mampu Terjemahkan Aksara Kuno dengan Akurasi Tinggi

Mengunjungi Kota Kuno Babilonia yang Jadi Situs Warisan Dunia UNESCO
Orang-orang mengunjungi situs arkeologi Babilonia, Irak, Minggu (21/3/2021). Komite Warisan Dunia UNESCO telah menetapkan kota kuno Babilonia di Mesopotamia sebagai Situs Warisan Dunia. (AP Photo/Hadi Mizban)

Sementara itu, program AI besutan para peneliti dan ahli komputer memiliki tingkat akurasi tinggi saat menerjemahkan teks formal Akkadia. Misalnya untuk menerjemahkan keputusan kerajaan atau pertanda yang megikuti pola tertentu.

Sementara, teks sastra yang bersifat puitis, seperti surat dari pendeta atau traktat, cenderung memiliki "halusinasi". Halusinasi yang dimaksud adalah istilah AI yang berarti mesin menghasilkan terjemah yang sama sekali tidak terkait dengan teks.

 

Tujuan Terjemah Aksara Kuno dengan AI

Kecerdasan Buatan
Ilustrasi Kecerdasan Buatan. Dok: intersystems.com

Adapun tujuan dari terjemah neural machine atau NMT dari aksara paku Bahasa Akkadia ke Bahasa Inggris adalah untuk menjadi bagian dari kolaborasi manusia-mesin. Dalam hal ini, dengan membuat jaur pipa yang membantu pelajar mempelajari bahasa kuno.

Saat ini, model dari terjemah neural machine tersedia di notebook online. Sementara kode sumber atau source code-nya telah tersedia di GitHub di Akkademia.

Para peneliti kini tengah mengembangkan aplikasi online bernama Babylonian Engine untuk menerjemahkan bahasa yang dipakai di peradaban Babylonia.

Infografis Konser Musik Pilihan 2023 di Indonesia
Infografis Konser Musik Pilihan 2023 di Indonesia.  (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya