Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) gencar mendorong pembangunan jaringan telekomunikasi di Ibukota Negara Nusantara (IKN) guna mendukung kemajuan ekosistem digital.
IKN, sebagai ibu kota negara baru yang tengah dibangun, diharapkan menjadi kota cerdas dan pusat digital tanah air.
Baca Juga
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menegaskan bahwa seluruh jaringan internet di IKN harus menggunakan teknologi 5G.
Advertisement
"Kalau IKN memang harus 5G. Sudah dicanangkan smart city, masa smart internetnya cuma 50 mbps, jadi enggak smart dong. Semua yang ada di ibu kota semuanya harus didukung kecepatan internet yang memadai. Makanya harus 5G," katanya.
Hal ini sejalan dengan visi pembangunan IKN sebagai smart city yang memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan inklusi sosial. Pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur bukan hanya pergeseran fisik, tetapi juga pengembangan ekosistem kota pintar dan cerdas.
Selain itu, Kominfo juga menekankan pentingnya implementasi infrastruktur digital di IKN untuk memfasilitasi penggunaan teknologi terkini, seperti autonomous vehicles, internet of things (IoT) berbasis 5G, dan Big Data.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kominfo Wayan Toni Supriyanto menyampaikan target positif pembangunan IKN yang mencakup peringkat tinggi dalam indeks pengembangan pemerintahan digital, konektivitas digital dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencapai 100 persen, serta kepuasan berbisnis layanan digital minimal 75 persen.
“Kominfo mendorong tergelarnya infrastruktur digital di IKN agar memungkinkan penggunaan teknologi baru dan mutakhir,” ujarnya saat membuka diskusi IndoTelko Forum di Jakarta, Rabu (6/12/2023)
Dengan fokus pada penggunaan teknologi terkini, pemerintah berharap IKN Nusantara menjadi contoh kota modern yang menggabungkan kecerdasan, kehijauan, keindahan, dan keberlanjutan.
Industri Telekomunikasi Berperan Penting pada Transformasi Digital Indonesia
Di sisi lain, Indonesia sebagai negara dengan populasi besar dan pertumbuhan ekonomi yang pesat, harus bersiap melakukan transformasi digital untuk menjadi pusat digital di kawasan Asia.
Salah satu pilar utama yang mendukung transformasi ini adalah industri telekomunikasi yang semakin berkembang.
Seperti disampaikan Wayan Toni Supriyanto, industri telekomunikasi memiliki peran sentral dalam memajukan digitalisasi di Indonesia dalam berbagai sektor.
“Untuk itu, diperlukan pula penguatan infrastruktur digital, di mana hal ini adalah langkah konkrit yang bisa dilakukan pemerintah,” ujarnya di acara yang sama.
Lebih lanjut, Wayan menjelaskan bahwa perluasan jaringan broadband dan 5G menjadi pendorong utama, karena memungkinkan akses internet yang cepat dan stabil di seluruh pelosok negeri.
Hal ini membuka peluang luas bagi pertumbuhan ekosistem digital, dari bisnis kecil hingga korporasi besar.
Dengan adanya teknologi 5G, para pelaku usaha di Indonesia mampu memanfaatkan kemajuan teknologi ini dengan berbagai perangkat internet of things (IoT), yang bisa mempermudah kehidupan sehari-hari.
“Penerapan teknologi 5G pada IoT dapat meningkatkan performa dan potensi IoT,” kata Wayan menambahkan.
Hal ini bisa menjadi langkah besar dalam mewujudkan Indonesia sebagai Digital Hub adalah meningkatkan aksesibilitas digital.
Melalui investasi dalam infrastruktur telekomunikasi, Indonesia akan memiliki lebih banyak orang yang terhubung ke internet.
Hal ini tentunya bukan hanya soal mengakses informasi, tetapi juga memasuki ranah ekonomi digital dengan peluang baru.
Advertisement
Pemerintah Perlu Langkah Serius Jadikan Indonesia sebagai Digital Hub Asia
Indonesia diharapkan bisa menegaskan komitmenya untuk bisa menjadi Digital Hub Asia. Hal itu diungkapkan oleh pendiri IndoTelko Forum Doni Ismanto.
Dalam event yang digelar sekaligus bersamaan dengan perayaan ulang tahun ke-12 IndoTelko, Doni menuturkan, Indonesia perlu lebih serius lagi memanfaatkan potensi besar yang dimilikinya untuk menjadi pemain utama dalam industri telekomunikasi di Asia.
"Saya mengingatkan para calon pemimpin kita di masa yang akan datang, untuk lebih serius menjadikan indonesia Digital Hub Asia," ujar Doni dalam acara yang sama.
Doni menuturkan, Indonesia akan merasakan banyak manfaat ketika menjadi Digital Hub Asia.
Beberapa manfaat tersebut termasuk pada terbukanya lapangan pekerjaan, tingginya daya saing Indonesia di kancah dunia, dan peningkatan ekonomi dari berbagai sektor.
Adapun salah satu cara nyata yang bisa dilakukan negara adalah dengan bantuan pemerintah dengan alokasi dana lebih besar untuk pembangunan infrastruktur digital, tanpa bergantung ke operator layanan.
Doni juga menyorot soal transformasi digital yang dicanangkan pemerintah dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara memerlukan kerjasama banyak pihak.
“Semuanya harus ikut membangun di sana. Mulai dari infrastruktur dasarnya, kabel lautnya, menaranya, data center, dan segalanya,” ujarnya menambahkan.
Dengan kuatnya kolaborasi pemerintah dan swasta, IndoTelko yakin langkah pembangunan infrastruktur digital menuju Indonesia Digital Hub Asia akan lebih mudah dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat.
Perlunya Simplifikasi Regulasi
Selain dari jalinan kerja sama pemerintah dan operator swasta, Doni juga menyoroti pentingnya penyederhanaan regulasi pembangunan digital yang telah ada di Indonesia.
“Pembangunan infrastruktur, khususnya pembangunan infrastruktur dasar seperti menggelar kabel, membangun menara, ini regulasinya sangat berlapis-lapis dalam perizinan,” kata Doni.
Menurutnya, pemerintah perlu mempermudah perizinan bagi operator swasta jika ingin pembangunan infrastruktur digital lebih cepat terlaksana.
Tak hanya memanfaatkan operator swasta lokal, ia juga berkeinginan Indonesia bisa menggandeng para operator global yang telah berpengalaman.
Dengan adanya kerja sama lokal dan internasional, operator swasta bisa mempelajari dan memastikan langsung, bagaimana kepastian layanan dan sistem keamanan layanan bagi masyarakat itu terjamin.
"Jika operator OTT tidak bekerja sama dengan operator lokal, Indonesia juga tidak mendapatkan dampak positif yang besar nantinya, jika kita menjadi Digital Hub Asia, karena bisa jadi devisanya malah lari ke luar," ucap Doni.
Selain itu, untuk mengimbangi infrastruktur digital yang pesat, pemerintah juga perlu meningkatkan literasi digital masyarakat, terutama menanggapi kesiapan adaptasi teknologi digital yang sedang dibangun.
Dengan cara ini, Doni berharap Indonesia tidak hanya menjadi pasar infrastruktur digital, melainkan juga pemain utama yang menerapkan segala ekosistem digital di kehidupan bermasyarakat.
Advertisement