Liputan6.com, Jakarta - Trilogi Batman besutan Christopher Nolan tidak dimungkiri menjadi salah satu favorit para penggemar. Film yang dibintangi Christian Bale itu masih mendapatkan tempat di hati para fans Batman hingga saat ini.
Meski sudah rilis sekitar 1 dekade lalu, ada fakta menarik dari trilogi tersebut yang baru terungkap sekarang. Mengutip informasi dari Kotaku, Jumat (5/4/2024), trilogi Batman karya Christopher Nolan ternyata sempat ingin diadaptasi menjadi sebuah game.
Baca Juga
Informasi ini pertama kali diungkap oleh akun X atau Twitter SpideyRanger. Akun itu menyebut informasi soal game ini didapatkan dari Internet Archive.
Advertisement
Adapun kredit untuk bocoran game ini diberikan pada Back2LIfe yang disebut telah menemukannya. Dari informasi yang diungkap, game ini dengan jelas menampilkan Batman dengan kustom yang dipakai di trilogi film Christopher Nolan.
Disebutkan, game ini dikenal dengan nama Project Apollo dan digarap oleh Monolith Productions, anak perusahaan Warner Bros. Games. Bocoran itu juga mengungkap gameplay yang akan ditampilkan dalam game.
Meski singkat, video itu memperlihatkan aksi Batman yang melompat dari gedung, termasuk aksinya ketika meluncur ke jalur kereta api untuk menghampiri aksi kejahatan yang sedang berlangsung.
Dari bocoran yang ditampilkan, gameĀ itu juga menampilkan peta wilayah. Yang menarik, beberapa di antaranya sedikit mengingatkan pada gameplay di game Batman Arkham Universe.
Salah satunya adalah kemampuan Detective Vision yang dikenal sebagai salah satu fitur ikonik di game Batman Arkham. Kendati baru terungkap, informasi soal game ini sebenarnya sudah diketahui sejak beberapa tahun lalu.
Adalah kanal DidYouKnowGaming yang sempat mengungkap informasi soal Project Apollo. Disebutkan, game ini sudah dikembangkan selama 18 bulan sebelum akhirnya tidak lagi dilanjutkan.
Game ini pun terjadi menjadi cikal bakal dari judul Middle-earth: Shadow of Mordor. Lantas, apa alasan game Batman ini akhirnya tidak lagi dilanjutkan.
Berdasarkan investigasi kanalĀ DidYouKnowGaming, pengembangan game ini dilanjutkan karena belum mendapatkan persetujuan dari Nolan. Karenanya, pengembangan game ini berhenti.
Activision Usut Serangan Malware yang Curi Data Pengguna
Terlepas dari berita di atas, developerĀ gameĀ Activision dikabarkan tengah meyelidiki peretasan yang mencuri dataĀ loginĀ dari pengguna mereka.
MenurutĀ TechCrunch, sebagaimana dikutip dariĀ Engadget, Selasa (2/4/2024), pelaku telah memasangkanĀ virus komputerĀ untuk mencuri dataĀ loginĀ akun bahkan dompet kripto mereka.
Selain itu, beberapa sumber lain mengatakan bahwaĀ publisherĀ videoĀ gameĀ itu telah membantu korban peretasan untuk mendapatkan kembali akun mereka.
Meskipun begitu, caraĀ malwareĀ itu menyebar masih belum diketahui dan tengah diselidiki.
Juru bicara dari Activision membantah perusahaan telah membantu penghapusanĀ malwareĀ diĀ platformĀ mereka.
IaĀ juga menyatakan bahwa masalah dari kerentanan sistem ada pada vendor perangkat lunak pihak ketiga dan bukan pada perangkat lunak atauĀ platformĀ Activision.
Delaney Simmons, juru bicaraĀ Activision, mengatakan perusahaan mengetahui "klaim bahwa beberapa kredensial pemain dapat disusupi olehĀ malwareĀ karena mengunduh atau menggunakan perangkat lunak yang tidak sah."
Dia menambahkan, server perusahaan tetap aman dan tidak diserangĀ malware.
Advertisement
Malware Berpura-pura Sebagai Software Asli
Zeebler mengatakan kepadaĀ TechCrunch,Ā ia menemukan praktik peretasan tersebut ketika akun salah satu pelanggan dicuri karena perangkat lunaknya.
Setelah memeriksa praktik peretasan itu, ia menemukanĀ databaseĀ yang berisi kredensial curian.
Dia juga mengatakan bahwaĀ malwareĀ tersebut disamarkan agar terlihat seperti perangkat lunak asli, namun sebenarnya dirancang untuk mencuri nama pengguna dan kata sandi yang diketik korban.
Dengan adanya kasus ini, pengguna perlu lebih waspada terutama saat mencobaĀ loginĀ ke beberapa situs atau aplikasi. Pastikan kredensial login tersebut asli agar terhindar dari serangan siber.
Hacker Sebar Malware Berkedok Iklan untuk Curi Data Pribadi
Sementara itu,Ā Pengguna Apple macOS menjadi target penyebaran malware pencuri data pribadi, yang disamarkan sebagai iklan dan situs web palsu.
Disebutkan,Ā hackerĀ menyebarkan duaĀ malwareĀ pencuri informasi berbeda, termasuk salah satunya bernama Atomic Stealer.
Mengutip laporan Jamf Threat Labs, Senin (1/4/2024), seranganĀ pencurian data pribadiĀ pengguna macOS ini telah mengadopsi metode berbeda untuk menyusuk ke Mac milik korban.
Akan tetapi,Ā malwareĀ tersebut beroperasi dengan tujuan untuk mencuri data pribadi milik korban tanpa sepengetahuan mereka.
Jamf Threat Labs menyebutkan, salah satu rantai serangan tersebut menargetkan pengguna yang mencariĀ Arc BrowserĀ di mesin pencari Google.
Advertisement
