Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kominfo (Komunikasi dan Informatika) berencana menerapkan beberapa strategi untuk memperluas jaringan 5G di Indonesia. Strategi ini dipersiapkan untuk visi Digital Indonesia Vision 2045.
Di acara Ericsson Imagine Live Indonesia 2024, Direktur Penataan Sumber Daya Ditjen SDPPI Kementerian Kominfo, Denny Setiawan, membeberkan rencana implementasi 5G untuk masa depan digital Indonesia.
Baca Juga
Ia menyebutkan ada lima prioritas Presiden Joko Widodo untuk transformasi infrastruktur dan ekonomi, yaitu memberikan konektivitas dan komunikasi digital, memberikan fasilitas pada pertukaran informasi dan pengetahuan, serta meningkatkan produktivitas dan kolaborasi antar sektor.Â
Advertisement
Tidak hanya itu, prioritas itu juga mencakup menghadirkan Smart City dan Internet of Things (IoT), serta menjembatani kesenjangan digital dan memastikan akses yang setara.
"Prioritas ini akan menjadi pilar untuk memberikan masa depan cerah bagi Digital Indonesia Vision 2045," ujar Denny.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyebut terdapat ada tiga dasar untuk memajukan Indonesia menuju Digital Indonesia Vision 2045.
"Pilar untuk menuju Digital Indonesia Vision 2045 adalah Digital Government, Digital Society, dan Digital Economy," ucap Denny.
"Kita perlu meningkatkan infrastruktur dan ekosistem digital, dengan kebijakan regulasi, sumber daya manusia digital, riset dan inovasi digital," ia menambahkan. Dengan peningkatan dan perluasan 5G di Indonesia, diharapkan pertumbuhan ekonomi digital akan bertumbuh pesat.
5G Bisa Dorong Infrastruktur Digital Indonesia
Denny juga menambahkan, kebutuhan 5G adalah peluang besar untuk memajukan infrastruktur digital Indonesia. "Teknologi 5G merupakan kunci untuk menuju Digital Indonesia Vision 2045," ujar Denny.
Ia membeberkan data dari World Economy Forum yang menunjukkan nilai ekonomi global untuk 5G di tahun 2035 dapat mencapai USD 13.2 triliun, atau sekitar Rp 212 kuadraliun.
Melihat pertubuhan ekonomi global yang meningkat berkat 5G, ia menyebut pertumbuhan jaringan tersebut di Indonesia sudah cukup cepat. Ia juga melihat gambaran besar kalau teknologi ini mampu meningkatkan GDP (Gross Domestic Product) di Indonesia.
"Potensi ekonomi 5G di Indonesia sudah cukup cepat. Dan, saya melihat gambaran yang menarik bahwa 5G akan meningkatkan GDP serta membantu Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi yang maju," kata Denny.
Advertisement
Target Frekuensi Baru untuk Tingatkan Infrastruktur Digital Indonesia
Untuk membantu pertumbuhan infrastruktur digital, Denny menyebut kalau Kominfo bakal menyediakan frekuensi baru untuk perluasan dan pertumbuhan internet.
Sebagai informasi, frekuensi yang dipakai untuk kebutuhan internet adalah 850/900/1800MHz, serta 2.1/2.3/5GHz. Beberapa frekuensi tersebut telah digunakan untuk kebutuhan 5G.
Agar pertubuhan infrastruktur digital Indonesia semakin maju, Kominfo telah menyiapkan beberapa frekuensi baru. Di 2024, Kominfo berencana untuk merilis frekuensi baru, yaitu 700MHz, dan 26GHz.
Frekuensi 700MHz sebelumnya diperuntukkan untuk penyiaran televisi analog. Setelah TV Analog dimatikan (Analog Switch Off/ASO), Kominfo akan menyiapkan frekuensi tersebut untuk membantu infrastruktur internet di Indonesia.
Menurut data Kominfo, total bandwidth yang tersedia untuk frekuensi 700 MHz adalah sebesar 45MHz FDD (Frequency Division Duplex).
Sementara itu, frekuensi 26 GHz rencananya juga akan dilelang Kominfo mulai 2024. Kominfo menyebut frekuensi ini akan dilelang untuk jaringan 5G TDD dengan bandwidth 2750MHz.
Tak berhenti di situ, di 2025, Kominfo berencana melelang dua frekuensi baru, yaitu 2.6GHZ dan 3.3GHZ serta 3.5GHz.
Sebelumnya, frekuensi 2.6 GHZ diperuntukkan untuk TV satelit berlangganan. Kini, frekuensi itu akan tersedia untuk teknologi seluler IMT.
Tak hanya itu, frekuensi 3.3 dan 3.5GHz juga akan dilelang untuk kebutuhan infrastruktur internet Indonesia. Kedua frekuensi itu sebelumnyadipakai untuk layanan satelit tetap dan Broadband Wireless Access (BWA).
Nantinya, frekuensi 3.3GHz akan tersedia setelah menyelesaikan migrasi BWA di 2022, sedangkan frekuensi 3.5GHz akan tersedia secara bertahap di area tertentu.