Miliarder nyentrik yang juga bos di perusahaan mobil listrik Tesla Motors, Elon Musk, rupanya tak hanya tertarik mengembangkan proyek antariksa swasta dengan mendirikan Space X. Elon Musk ternyata juga mengembangkan proyek yang nantinya bisa menjadi moda transportasi masa depan.
Dilansir dari laman Techradar, Selasa (13/7/2013), Musk baru saja mengungkap laporan sebanyak 57 halaman tentang moda transportasi masa depan tersebut. Musk menamakannya Hyperloop, transportasi super-cepat yang mampu menempuh San Francisco ke Los Angeles hanya dalam waktu setengah jam, dengan kecepan 1287 kilometer per jam.
Lalu seperti apa Hyperloop? Dari bentuknya, transportasi ini menyerupai kereta peluru besutan Jepang, dengan bentuk kapsul. Hyperloop bergerak dengan mengandalkan tekanan udara dan dorongan aerodinamis. Reuters menggambarkannya seperti gabungan pesawat Concorde dengan kereta peluru ala Jepang berteknologi magnetic levitation, yang berjalan di atas jalur dengan teknologi serupa meja air-hockey yang sering ditemukan di Timezone.
"Kapsul diakselerasi melalui medan magnet linear yang diatur di sejumlah stasiun terkait tabung bertekanan rendah dengan rotor yang ada di tiap kapsul," jelas Musk di blognya.
Tiap gerbong kapsul bisa mengangkut 28 penumpang. Bahkan kapsul ini juga bisa mengangkut kendaraan seperti mobil di dalamnya.Â
Tapi tentu pengembangannya tak murah dan tak cepat dilakukan. Untuk membangun moda transportasi ini dibutuhkan setidaknya US$ 6 miliar untuk tiap unitnya. Pembangunan konstruksinya pun butuh waktu 7 hingga 10 tahun. Namun moda transportasi ini bisa mengangkut 7 juta orang per tahun di koridor lalu lintas tersibuk di Pesisir Barat Amerika Serikat.
Rentan
Tapi tentu saja transportasi ini bukan tanpa kekurangan. Selain mahal, moda transportasi ini juga dianggap rentan terhadap serangan teroris.
"Teroris bisa dengan mudah untuk menabrakannya saat kapsul ini melintas di jalan tol dan menyebabkan seluruh penumpang di dalam kapsul tewas," kata Jim Powel yang merupakan salah satu penemu kereta peluru dan Direktur di Maglev 2000 kepada Reuters.
Musk pun mengakui kapsul ini akan memiliki tekanan rendah yang menyebabkan pompa udara standar bisa menghasilkan kebocoran. Namun transportasi ini disebut Musk mampu mengatasi kepadatan udara.
Tentu saja proyek ini punya waktu untuk penyempurnaan dalam pengembangannya. Namun dengan menambah faktor monitoring, tentu perhitungan akan berdampak ganda. Setidaknya dana yang dibutuhkan akan mencapai US$ 12 milar. Bukan angka yang sedikit, namun bukan hal yang mustahil untuk terus diwujudkan. (gal)
Dilansir dari laman Techradar, Selasa (13/7/2013), Musk baru saja mengungkap laporan sebanyak 57 halaman tentang moda transportasi masa depan tersebut. Musk menamakannya Hyperloop, transportasi super-cepat yang mampu menempuh San Francisco ke Los Angeles hanya dalam waktu setengah jam, dengan kecepan 1287 kilometer per jam.
Lalu seperti apa Hyperloop? Dari bentuknya, transportasi ini menyerupai kereta peluru besutan Jepang, dengan bentuk kapsul. Hyperloop bergerak dengan mengandalkan tekanan udara dan dorongan aerodinamis. Reuters menggambarkannya seperti gabungan pesawat Concorde dengan kereta peluru ala Jepang berteknologi magnetic levitation, yang berjalan di atas jalur dengan teknologi serupa meja air-hockey yang sering ditemukan di Timezone.
"Kapsul diakselerasi melalui medan magnet linear yang diatur di sejumlah stasiun terkait tabung bertekanan rendah dengan rotor yang ada di tiap kapsul," jelas Musk di blognya.
Tiap gerbong kapsul bisa mengangkut 28 penumpang. Bahkan kapsul ini juga bisa mengangkut kendaraan seperti mobil di dalamnya.Â
Tapi tentu pengembangannya tak murah dan tak cepat dilakukan. Untuk membangun moda transportasi ini dibutuhkan setidaknya US$ 6 miliar untuk tiap unitnya. Pembangunan konstruksinya pun butuh waktu 7 hingga 10 tahun. Namun moda transportasi ini bisa mengangkut 7 juta orang per tahun di koridor lalu lintas tersibuk di Pesisir Barat Amerika Serikat.
Rentan
Tapi tentu saja transportasi ini bukan tanpa kekurangan. Selain mahal, moda transportasi ini juga dianggap rentan terhadap serangan teroris.
"Teroris bisa dengan mudah untuk menabrakannya saat kapsul ini melintas di jalan tol dan menyebabkan seluruh penumpang di dalam kapsul tewas," kata Jim Powel yang merupakan salah satu penemu kereta peluru dan Direktur di Maglev 2000 kepada Reuters.
Musk pun mengakui kapsul ini akan memiliki tekanan rendah yang menyebabkan pompa udara standar bisa menghasilkan kebocoran. Namun transportasi ini disebut Musk mampu mengatasi kepadatan udara.
Tentu saja proyek ini punya waktu untuk penyempurnaan dalam pengembangannya. Namun dengan menambah faktor monitoring, tentu perhitungan akan berdampak ganda. Setidaknya dana yang dibutuhkan akan mencapai US$ 12 milar. Bukan angka yang sedikit, namun bukan hal yang mustahil untuk terus diwujudkan. (gal)