Industri Cetak Diramalkan Mati, Bagaimana Nasib Printer?

Optimisme HP dibuktikan dengan diluncurkannya serangkaian produk printer baru dari perusahaan asal Amerika Serikat tersebut.

oleh Denny Mahardy diperbarui 29 Okt 2013, 09:15 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2013, 09:15 WIB
digital-print-131029b.jpg

Isu mencintai bumi dan menjaga lingkungan semakin marak digalakkan. Bisnis percetakan pun semakin lama kian terancam dengan kehadiran isu cinta lingkungan tersebut. Hewlett Packard (HP) sebagai salah satu perusahaan pembuat printer mengaku tak khawatir dengan hal itu.

"Pasar printer masih ada. Apalagi Indonesia menurut hasil penelitian IDC merupakan pasar printer terbesar kedua setelah China," papar Imelda Setijadi, Printing Category Director, Printing & Personal Systems Group HP Indonesia yang ditemui tim Tekno Liputan6.com di Hotel Borobudur, Jakarta.

Tingginya pertumbuhan di pasar teknologi Indonesia diakui Imelda merupakan salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan di industri mesin cetak. Prediksi digitalisasi yang terus menguat dan akan mempercepat kematian industri percetakan tak sedikit pun membuat Imelda dan perusahaannya gentar.

Baca juga: Bos Google: Majalah Cetak Bakal Punah

"Industri teknologi di Indonesia makin matang dan membesar. Kami yakin pasar printer masih akan tumbuh dengan cukup baik di sini, di seluruh dunia juga digitalisasi masih belum bisa menggantikan cetak," tandas Imelda.

Optimisme HP dibuktikan dengan diluncurkannya serangkaian produk printer baru dari perusahaan asal Amerika Serikat tersebut. Sayangnya, ia masih enggan untuk mengungkap secara detil pertumbuhan pasar yang ditargetkan perusahaannya. (den/dew)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya