Sistem Tanggap Bencana Jepang Kini Dipakai di Jakarta

Sistem itu telah digunakan oleh Pemerintah Jepang dalam menangani bencana alam yang terjadi di negara tersebut.

oleh Denny Mahardy diperbarui 09 Feb 2014, 11:00 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2014, 11:00 WIB
banjir-jkt-140207b.jpg

Bencana seringkali datang tanpa diduga yang membuat dampaknya menjadi lebih besar. Para penyedia solusi teknologi berusaha untuk menyediakan solusi untuk penanggulangan bencana yang bisa terjadi kapan saja.

Penyedia solusi teknologi asal Jepang, Fujitsu mengembangkan sistem penanggulangan bencana yang disebut sebagai Disaster Information Management System (DIMS). Sistem itu telah digunakan oleh Pemerintah Jepang dalam menangani bencana alam yang terjadi di negara tersebut.

Kini, Fujitsu Indonesia mengaku bahwa DIMS juga telah diadopsi di Indonesia. Salah satu lembaga yang sudah menggunakan sistem tanggap bencana itu adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta yang belakangan ini sering dilanda banjir.

"Sistem yang kami bangun untuk BPBD DKI Jakarta ini merupakan pengintegrasian hardware dan software yang didesain untuk mampu mengakselerasi pengelolaan informasi dalam penanggulangan bencana,” ujar Achmad S Sofwan, Presiden Direktur, Fujitsu Indonesia dalam siaran resminya.

Achmad melanjutkan bahwa DIMS yang dibuat Fujitsu untuk BPBD Jakarta diklaim memiliki setidaknya tiga fungsi utama yakni transmisi peringatan dini berakurasi tinggi, pengambilan data dan prakiraan informasi bencana menjadi kian akurat dan mempercepat proses pengambilan keputusan ketika bencana terjadi.

"Pengalaman Fujitsu dalam menyediakan DIMS untuk bencana di Jepang juga meyakinkan kami untuk mengimplementasikan sistem yang sama untuk penanggulangan bencana di Provinsi DKI Jakarta," ungkap Bambang Surya Putra, Kepala Seksi Informatika, BPBD DKI Jakarta.

Ia juga mengaku kehadiran DIMS membuat BPBD mampu mengelola informasi-informasi yang dibutuhkan untuk antisipasi di berbagai fase penting. BPBD bisa dengan lebih memaksimalkan tenaga untuk penanggulangan bencana di tiap fase seperti pra-bencana, fase tanggap darurat, fase recovery, serta sosialisasi informasi melalui portal.

"Ketika masih menerapkan pengelolaan informasi secara manual untuk penanggulangan bencana banjir di tahun 2012, informasi-informasi penting seperti genangan dan lokasi-lokasi yang terdampak banjir kami peroleh selama 5 hari. Begitu pula portal kami yang menjadi sumber informasi masyarakat, tidak dapat dimanfaatkan secara efektif karena system down," tandas Bambang.

Baca Juga: 
Ekspansi Pasar, Fujitsu Tawarkan Rangkaian Server Baru
Fujitsu Ungkap Alasan Tak Pasarkan Smartphone di Indonesia
Tablet Fujitsu Segera Sambangi Indonesia
Ekspansi Pasar UKM, Fujitsu Tambah Distributor
Fujitsu Fokus di Pasar UKM Tahun Depan

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya