Kemarau, Petani di Purwodadi Buat Saluran Sumur Infus

Dengan biaya relatif murah, sumur infus memungkinkan petani menanam aneka tanaman sayur dan buah di musim kemarau.

oleh Liputan6 diperbarui 11 Agu 2015, 14:25 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2015, 14:25 WIB
Kemarau, Petani di Purwodadi Buat Saluran Sumur Infus
Dengan biaya relatif murah, sumur infus memungkinkan petani menanam aneka tanaman sayur dan buah di musim kemarau.

Liputan6.com, Purworejo - Tak mau tunduk pada kemarau. Itulah tekad para petani di Kecamatan Purwodadi, Purworejo, Jawa Tengah. Di musim kering ini mereka membuat sumur infus untuk mengairi tanaman mereka. Dari sumbernya di tengah sawah, air dialirkan lewat pipa paralon dan plastik yang dilubangi ke jalur-jalur tanaman. Air pun mengalir rata dan efisien karena tak terbuang percuma.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Selasa (11/8/20150), dengan biaya relatif murah, sumur infus memungkinkan petani menanam aneka tanaman sayur dan buah di musim kemarau.

Sumur infus lahir dari kesulitan para petani di lahan tadah hujan, yang sebelumnya hanya mengandalkan air hujan untuk bercocok tanam.

Di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, kemarau panjang justru menggairahkan industri pengeringan ikan. Dengan hasil tangkapan ikan nelayan yang melimpah, pengusaha pengeringan ikan di Kelurahan Takatidung, kini diuntungkan.

Suhu tinggi di musim kemarau membuat waktu pengeringan ikan makin singkat, yaitu hanya satu hari dengan hasil lebih baik.

Setelah dikeringkan, ikan tangkapan nelayan bisa dijual seharga 2 kali lipat harga ikan basah. Ikan teri kering misalnya dijual Rp 20 ribu per kilogram. Padahal teri basah hanya sekitar Rp 10 ribu per kilogram. (Dan/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya