Pantang Menyerah: Boiran, Petani Disabilitas Pejuang Kehidupan

Kakek Boiran, petani disabilitas asal Pacitan berjuang di tengah keterbatasan fisiknya.

oleh Liputan6 diperbarui 03 Mar 2017, 15:27 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2017, 15:27 WIB
Kakek Boiran
Perjuangan kakek Boiran, petani disabilitas asal Pacitan di tengah keterbatasan fisiknya.

Liputan6.com, Pacitan - Pertanian dan perkebunan menjadi andalan warga Desa Ploso, Kecamatan Tega Lombo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur utuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kakek Boiran salah satunya.

Meskipun kedua kaki Boiran tak normal, dia tidak kesulitan menjalankan aktivitasnya sehari-hari sebagai petani. Dia menggunakan kedua tangannya sebagai pijakan untuk berjalan, mencangkul, berkebun, dan mencari rumput.  

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ia menjual berbagai hasil pertanian yang dia tanam sendiri. Bahkan untuk menambah penghasilan, Boiran membuat kerajinan berupa anyaman dari bambu yang dijualnya di pasar.

"Cari utang nggak dapat, mau apa aja juga tidak ada. Akhirnya apa yang ada aja. Kalau ada sedikit uang buat beli gaplek, beras, cabe, dan garam," kata Boiran. 

Boiran kini telah berusia 60 tahun. Kedua kakinya tumbuh tak sempurna sejak lahir.

"Sudah 3 kali jatuh. Pada saat naik pohon kelapa, disuruh tetangga jatuh di ketinggian 5 meter. Terus nggak bangun-bangun dikira sudah mati. Ditinggal saja sama yang nyuruh. Selama 4 jam pingsan lalu ditolong orang. Tapi nggak tahu siapa yang nolong," ujar kakek Boiran.

Berkat kegigihan dan perjuangan hidup kakek Boiran di tengah keterbatasan, banyak warga yang terinspirasi olehnya.  

Saksikan kisah kegigihan kakek Boiran selengkapnya dalam segmen pantang menyerah, seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (3/3/2017). 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya