Liputan6.com, Singapura Meski pertumbuhan China tercatat melambat dalam beberapa bulan terakhir, tapi tidak dengan kekayaan para miliarder di negara tersebut. Terbukti, warga China dan Hong Kong masih mendominasi deretan orang terkaya di Asia tahun ini.
Seperti dikutip dari CNBC, Senin (28/4/2014), menurut data yang dhimpun Wealth-X, kombinasi total harta dan aset para pengusaha terkaya di China mampu mencapai US$ 128,7 miliar. Tak heran, Asia dikenal sebagai kawasan dengan populasi miliarder yang berkembang paling cepat di dunia.
Secara keseluruhan, total kekayaan 10 pengusaha terkaya di Asia mencapai US$ 169,9 miliar hingga 31 Maret 2014. Total kekayaan tersebut tercatat meningkat hingga 52% hanya dalam kurun waktu setahun.
Advertisement
Total kekayaan para pengusaha Asia ini dihitung berdasarkan jumlah saham termasuk tempat hunian serta investasinya di sektor penerbangan, real estate dan karya seni.
Berikut 5 dari 10 pengusaha terkaya Asia di 2014:
Robert Kuok
6. Robert Kuok
Total kekayaan: US$ 15 miliar
Basis bisnis: Hong Kong
Usia: 90 tahun
Robert Kuok dikenal sebagai orang paling kaya di Malaysia dan terkaya kedua di Asia Tenggara setelah pengusaha Thailand Dhanin Chearavanon. Kerajaan bisnisnya tersebar dari bidang pertanian hingga keuangan dan properti. Dia bahkan dikenal sebagai rajanya gula saat Kuok berinvestasi di perkebunan gula pada 1960-an.
Dia tercatat mengelola 5% saham gula di dunia. Kuok tak hanya lihai berbisnis di bidang pertanian, dia juga membangun banyak hotel mewah di dunia seperti Shangri-La hotel. Bahkan Kuok memiliki perusahaan media ternama, South China Morning Post.
Sebagai pria yang pemalu, pengusaha berusia 90 tahun ini terkenal sangat tertutup dan menjaga keluarganya.
Advertisement
Dilip Shanghvi
7. Dilip Shanghvi
Total kekayaan: US$ 13,5 miliar
Basis bisnis: India
Usia: 58 tahun
Dilip Shanghvi merupakan pendiri sekaligus direktur pelaksana produsen obat terbesar di India, Pharmaceutical Industries. Bulan ini, perusahaan tersebut menandatangani kesepakan kerjasama dengan pesaingnya sendiri, Ranbaxy.
Kerjasama bersama perusahaan Jepang, Daiichi Sankyo senilai US$ 3,2 miliar itu pun diprediksi mampu menciptakan perusahaan obat generik terbesar kelima di dunia. Shangvi memiliki rekam jejak yang baik di sejumlah perusahaan yang dipimpinnya.
Ma Huateng
8. Ma Huateng
Total kekayaan: US$ 13,2 miliar
Basis bisnis: China
Usia: 42 tahun
Pendiri dan CEO Tencent Holdings, Ma Huateng bukan nama yang asing lagi di jajaran orang terkaya di Asia. Dia juga baru-baru ini menjadi orang terkaya di China setelah sahamnya di perusahaan aplikasi berkirim pesan melonjak tinggi pada Januari.
Tencent kini hampir memiliki satu miliar pengguna dengan kapitalisasi pasar sebesar US$ 139 miliar. Perusahaan tersebut juga merupakan salah satu yang terkuat di antara Alibaba dan Sina.
Pemilik QQ dan WeChat ini bahkan masing-masing telah mencatatkan 818 juta dan 236 juta pengguna aktif hingga akhir Juni tahun lalu. Di bawah kepemimpinannya, Tencent berhasil berekspansi ke berbagai negara dan meraih sukses di kawasan Asia.
Advertisement
Charoen Sirivadhanabhakdi
9. Charoen Sirivadhanabhakdi
Total kekayaan: US$ 11,3 miliar
Basis bisnis: Thailand
Usia: 69 tahun
Charoen Sirivadhanabhakdi, merupakan pemilik perusahaan minuman terbesar di Thailand. Dia jatuh ke posisi ke-5 dari peringkat empat tahun lalu. Meski demikian, kekayaannya tercatat naik dari US$ 10,7 miliar menjadi US$ 11,3 miliar tahun ini.
Charoen mendirikan bisnis birnya pada 1995 dan dengan cepat memenangkan hati konsumennya. Dia menguasai 60% pangsa pasar hanya dalam waktu lima tahun.
ThaiBev didirikan pada 2003 dan mendaftarkan perusahaannya di bursa saham Singapura pada 2006. Charoen dikenal sebagai orang yang agrasif dala, berbisnis. Terbukti, dia merambah bisnis minuman soda dan susu melalui perusahaannya.
Li Hejun
10. Li Hejun
Total kekayaan: US$ 10,6 miliar
Basis bisnis: China
Usia: 46 tahun
Li Hejun merupakan pimpinan sekaligus CEO perusahaan energi Hanergy Holding Group. Dia merupakan salah satu miliarder baru di jajaran orang terkaya Asia. Industri energi bebas polusi ini berhasil menguasai China setelah pemerintah Beijing menyerukan perang pada pencemaran udara.
Li menguasai 99% saham Hanergy, produsen perlengkapan dan panel tata surya terbesar di dunia. Kekayaannya memang diperoleh dari Hanergy. Li yang lahir pada 1967 di china juga memiliki salah satu pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia.
Advertisement