Biodiesel Bisa Bantu RI Tekan Impor Minyak

Mendag Muhammad Lutif berharap ketergantungan Indonesia terhadap impor minyak yang cukup tinggi bisa ditekan secara maksimal.

oleh Septian Deny diperbarui 02 Mei 2014, 16:20 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2014, 16:20 WIB
SPBU
SPBU (ANTARA Foto)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Muhammad Lutif berharap ketergantungan Indonesia terhadap impor minyak yang cukup tinggi harus bisa ditekan secara maksimal. Salah satunya melalui aturan pencampuran 10% biodiesel ke solar.

"Kemendag mendukung subtitusi impor migas ini sebagai terutama dengan kewajiban menggunakan biodiesel. Supaya biodiesel ini yang komitmennya 1 % di masa depannya bisa dinaikkan," lanjutnya.

Menurut dia, kewajiban pencampuran biodiesel sangat penting. Selain mampu membantu menekan impor migas, dengan lebih banyak memanfaatkan produk biodiesel, maka anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) juga bisa berkurang.

"Kemudian perusahaan tersebut membayar pajak penghasilan senilai 25% dan menciptakan lapangan kerja yang sangat besar sekali," tuturnya.

Saat ini Indonesia telah memiliki kilang pengolahan BBM dengan kapasitas sekitar 1,1 juta barel per hari (bph). Namun produksi minyak Indonesia, hanya sekitar 800 ribu bph dan hanya sekitar 600 ribu bph yang dapat diolah di kilang Pertamina.

Untuk memenuhi kekurangan, maka pemerintah terpaksa mengimpor minyak mentah sekitar 400 barel per hari (bph) dan impor BBM sekitar 500 ribu bph.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya