Liputan6.com, New York - Ledakan di salah satu tambang batu bara Turki diprediksi menjadi yang terparah sepanjang sejarah negaranya. Hingga saat ini, sedikitnya 232 orang dinyatakan tewas.
Sejauh ini, melalui penelusuran Organisasi Buruh Internasional (International Labor Organization/ILO), Turki memang dinyatakan sebagai salah satu tempat yang paling berbahaya bagi para pekerja tambang untuk menjalankan tugasnya.
Mengutip laman Quartz, Kamis (15/5/2014), meski tidak termasuk ke dalam 10 negara paling berbahaya, tapi Indonesia tercatat pernah menelan lebih banyak korban jiwa dari tragedi pertambangan yang baru saja terjadi di Turki beberapa waktu lalu. Alhasil, Indonesia juga menjadi salah satu negara berbahaya bagi pekerja tambang.
Advertisement
Pada kecelakaan di salah satu tambang batu bara di Indonesia, sebanyak 276 pekerja dikabarkan meninggal dunia pada 1999. Tak hanya Indonesia, China juga termasuk ke dalam negara yang memiliki sejumlah lokasi tambang berbahaya bagi para pekerjanya.
Tengok saja, pada 1997, sebuah kecelakaan di industri tambangnya menelan hingga 3.273 korban jiwa. Belum lagi India, yang juga sempat menelan 242 korban jiwa pada salah satu tragedi di lokasi tambangnya.
Sejauh ini, negara-negara berpopulasi tinggi memang memiliki banyak pekerja tambang. Karenanya, tingkat jatuhnya korban jiwa di lokasi tambang jauh lebih tinggi. Sayangnya, masih banyak negara yang mengabaikan pentingnya standar keamanan di lokasi-lokasi tambang.
Hingga saat ini, China dianggap sebagai negara yang memberikan tingkat keamanan paling rendah pada apra pekerjanya. Hampir setengah dari kematian yang terjadi di dunia industri berasal dari lokasi tambang.
Untuk diketahuin, menjadi pekerja tambang merupakan profesi yang berbahaya dan telah menelan banyak korban sepanjang sejarahnya. Di samping pendapatan dan tunjangan yang menggiurkan, baik pengusaha maupun pemerintah dituntut untuk lebih memperhatikan standar keamanan pekerja.