Gantikan PLTU Batang, Pemerintah akan Bangun Tiga Pembangkit Baru

Bhimasena Power Indonesia kontraktor pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang Jawa mengumumkan keadaan force majeure.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 17 Jul 2014, 14:52 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2014, 14:52 WIB
pltu-3-130806b.jpg
Sebagian bangunan PLTGU saat dilihat dari atas (Liputan6.com/ Herman Zakharia).

Liputan6.com, Jakarta - Untuk menghindari krisis listrik yang diakibatkan oleh terhentinya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang Jawa Tengah yang kapasitas 2 X 1.000 Mw, pemerintah akan membangun pembangkit pengganti.

"Kami akan membagun Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) di tiga tempat dengan kapasitas 2.000 MW," kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jarman, di Jakarta, Kamis (17/7/2014). Tiga PLTGU tersebut akan dibangun di Muara Karang, Tanjung Priok dan Muara Tawar.

Namun, untuk membangun ketiga pembangkit baru tersebut juga memerlukan waktu yang tak sebentar. "Harus tender dulu, pengadaan pebangunan PLTGU paling cepat 2018," tambahnya. Pembangunan pembangkit tersebut akan dilakukan oleh pihak swasta (Independent Power Producer/IPP).

Sekedar mengingatkan, PT Bhimasena Power Indonesia (BPI), kontraktor pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang Jawa Tengah menyatakan menunda pembangunan PLTU berkapasitas 2X1000 Mw tersebut.

Perusahaan yang 34 persen sahamnya dimiliki oleh PT Adaro Power (Adaro) mengumumkan penundaan setelah perusahaan mengirimkan surat kepada pemangku kepentingan terkait khususnya PLN.

Dalam suratnya, BPI menyatakan terpaksa mengumumkan keadaan kahar (force majeure) dikarenakan sebagian kecil pemilik lahan yang tersisa tetap bersikeras dan secara tidak masuk akal menolak menjual lahannya tanpa alasan yang jelas dan wajar. (Pew/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya